CEO Indodax: Fenomena FTX Berpengaruh Terhadap Naik Turunnya Harga Kripto
Fenomena Kripto tahun 2022 berpengaruh terhadap naik turunnya harga Kripto (foto: Ist)

Bagikan:

JAKARTA - Fenomena-fenomena mengenai kripto yang masif terjadi pada tahun 2022, sangat berpengaruh terhadap naik turunnya harga kripto.

Terutama ketika adanya kasus FTX yang terjadi beberapa waktu lalu. Itu sangat berpengaruh terhadap pasar kripto di 2022 yang sedang dalam fase bearish. Sampai saat ini, investor belum tahu lembaga mana saja yang ikut menaruh uangnya di FTX.

Indodax, selaku pelaku industri dan crypto exchange lokal pertama di Indonesia pun memberikan pendapatnya mengenai fenomena yang Indodax lewati di 2022.

CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan bahwa tahun 2022 adalah tahun di mana market kripto berada dalam fase winter. Pelajaran yang Indodax ambil dari fenomena di tahun 2022 adalah setiap exchange perlu menjaga kepercayaan member.

"Bisnis exchange sendiri hanya sebagai wadah untuk mempertemukan pembeli dan penjual. Dengan demikian, Uang nasabah tidak boleh disentuh sama sekali," kata Oscar dalam sebuah pernyataan yang diterima VOI di Jakarta. 

Menurutnya, exchange yang tidak menyentuh uang member akan menjadi exchange yang bertahan dan tidak akan mengalami kesulitan likuiditas. 

Hal ini dibuktikan dengan adanya proof of reserve dan proof of liability yang baik. Sehingga jika terjadi withdraw oleh para nasabah, exchange akan tetap berjalan secara solid.  

Tidak hanya itu, mengenai market yang mengalami fase bearish pada tahun 2022, Oscar berpendapat bahwa jika dilihat secara historikal, momen kripto sedang turun adalah masa masa yang tepat untuk mengakumulasikan kripto dan untuk dijual nantinya ketika harga naik. 

Oscar juga mengajak para trader kripto untuk mulai mengakumulasi kripto dengan dollar cost averaging di masa sebelum halving sebagai waktu paling tepat untuk membeli kripto karena ada potensi kenaikan setelah halving bitcoin yang akan terjadi di awal 2024.

"Ini mirip seperti kejadian 2014 silam yang menimpa exchange terbesar saat itu yaitu Mt Gox. Ketika Mt Gox pailit, banyak bursa lainnya yang ikut terseret karena Aset bursa tersebut banyak yang disimpan di situ dan tidak bisa cair dari Mt Gox," paparnya.

Oscar menambahkan, kejadian FTX dan Mt Gox efeknya sistematik dan domino. Oscar juga memperkirakan di Q1 dan Q2 2023 trader bisa melihat keseluruhan damage dari FTX ini. 

"Melihat pengaruhnya terhadap bursa kripto, selama bursa kripto tersebut berjalan secara konservatif alias hanya sebagai wadah mempertemukan penjual dan pembeli dan tidak menaruh aset nasabah di tempat lain, maka kasus FTX ini tidak akan begitu berpengaruh terhadap kejatuhan suatu bursa," jelas Oscar.