Harga Bitcoin Tembus 360 Juta, Naik Lebih 37 Persen dari Desember Tahun Lalu
Bitcoin tembus 360 juta (foto' Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Berdasarkan data market Indodax, harga Bitcoin per Jumat, 17 Februari sudah menembus 360 juta/1BTC, yang artinya sudah naik lebih dari 37% jika dibandingkan pada Desember tahun lalu. 

Kenaikan BTC turut diikuti oleh sejumlah kripto lainnya seperti Ethereum yang tembus 25 juta rupiah, Cardano naik lebih dari 40%, Ripple yang naik 5%, SOL yang naik lebih dari 70% dan DOT juga turut naik lebih dari 33%.

CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan bahwa adanya kenaikan harga pada kripto yang terjadi, disebabkan oleh permintaan pasar yang besar terhadap kripto dan mampu menggerakkan pasar sehingga bisa menaikkan harga. Namun jika diteliti secara lebih dalam, tentu ada faktor faktor pendukung yang membuat investor memutuskan untuk membeli kripto.

"Turunnya laju inflasi AS di awal tahun 2023 menyebabkan investor bisa bernafas lega. Dengan turunnya angka inflasi membuat masyarakat lebih  leluasa untuk mengoleksi portofolio investasi digital. Dengan turunnya laju inflasi yang ada juga bisa mengindikasikan pelonggaran kebijakan moneter di AS," jelas Oscar dalam pernyataan yang diterima di Jakarta.

 

Menurutnya, semakin banyaknya investor, membuat kripto semakin mengglobal. Investor yang berinvestasi pada saham dan properti pun mulai melirik Bitcoin dan kripto sehingga kripto pun semakin lama semakin dipengaruhi oleh peristiwa ekonomi makro di hampir setiap negara di dunia. 

"Jika kondisi makroekonomi global sehat, orang orang cenderung akan memiliki lebih banyak aset dan rajin untuk mengumpulkan portofolio aset digital. Jadi tidak heran apabila permintaan terhadap aset kripto sejalan dengan harga yang meningkat," tambah Oscar. 

Lebih lanjut, Oscar mengatakan bahwa tingkat Inflasi juga berpengaruh terhadap kripto. Tingkat inflasi yang sehat akan mendorong perusahaan untuk mendorong produksi, lapangan kerja pun jauh lebih terjamin. 

"Bitcoin yang menurut para ekonom sering disebut sebagai penyimpan nilai inflasi, berkinerja lebih baik saat indeks harga konsumen (CPI) melonjak," pungkasnya.