Bagikan:

JAKARTA - Selama 24 jam terakhir, Bitcoin (BTC) telah menguat 4,22 persen, dengan kenaikan dari 40.220 dolar AS (Rp623,5 juta) ke 42.418 dolar AS (Rp657,6 juta) pada Senin, 4 Desember malam hari. 

Selanjutnya, pada Selasa, 5 Desember pagi tadi, BTC bertengger di angka 41,920 dolar AS (Rp649,9 juta) dengan lonjakan 12,75 persen dalam seminggu terakhir, mencerminkan tren positif yang konsisten. 

Dengan harga tersebut, BTC mencatat rekor tertinggi sejak Mei 2022, menghilangkan kekhawatiran yang melanda pasar kripto setelah runtuhnya FTX dan kegagalan bisnis kripto lainnya pada tahun 2022.

Sementara itu, Ethereum (ETH), kripto terbesar kedua, mengalami pertumbuhan signifikan, mencapai 2,247 dolar AS (Rp34,8 juta) dengan kenaikan 1,60 persen dalam 24 jam dan 10,55 perawn dalam seminggu.  

Tak hanya Bitcoin dan Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha juga melihat beberapa altcoin mengalami kenaikan yang menarik. Seperti Celestia, naik 50 persen, Conflux (CFX) naik 35,11 persen, dan token meme Pepe (PEPE) token yang muncul dan viral tahun ini meningkat 27,70 persen.

“Meskipun ada lonjakan altcoin, sepertinya altcoin season mungkin akan terjadi antara tahun 2024-2025, karena berbagai peristiwa penting yang diantisipasi pada tahun depan,” ujar Panji dalam keterangannya. 

Karena menurutnya, pasar merasakan antisipasi terhadap peristiwa halving Bitcoin, yang secara historis telah menjadi pemicu kenaikan harga yang signifikan karena mengurangi laju penciptaan Bitcoin baru.

Selain itu, harga Bitcoin telah naik lebih dari 140 persen sepanjang tahun 2023 ini juga mendukung sentimen positif di pasar kripto untuk melanjutkan tren bullish hingga tahun 2024-2025, mengingat siklus pasar Bitcoin berdasarkan peristiwa Bitcoin halving yang akan terjadi sekitar bulan April 2024.

“Sementara, meskipun SEC belum memberikan persetujuan langsung terhadap ETF Aset Kripto, situasi terkini, ditambah dengan antusiasme pasar dan antisipasi halving Bitcoin, memberikan gambaran positif bagi pasar kripto di tengah era transformasi ini,” jelas Panji lebih lanjut. 

“Semua ini menandakan potensi momentum bullish yang berkelanjutan, di mana peristiwa halving Bitcoin menjadi titik fokus bagi pasar kripto ke depan,” pungkasnya.