JAKARTA - Baru-baru ini, FTX, bursa kripto yang mengalami kebangkrutan, dan perusahaan perdagangan saudaranya, Alameda Research, telah melakukan transfer token senilai lebih dari 10 juta dolar AS (Rp 154,55 miliar) dalam waktu 12 jam. Pemindahan aset ini terus diperhatikan sejak FTX mengajukan kebangkrutan, memunculkan spekulasi mengenai alasan di balik langkah tersebut.
Menurut cuitan terbaru dari Spot on Chain, akun kripto yang terkait dengan bursa kripto yang bangkrut, FTX, dan perusahaan perdagangan saudaranya, Alameda Research, melaksanakan transfer token senilai lebih dari 10 juta dolar AS dalam waktu 12 jam melibatkan enam mata uang kripto.
Pemindahan ini melibatkan sebagian dari aset digital yang masih dikuasai oleh administrator kebangkrutan FTX. Frekuensi dan strategi di balik penarikan ini membuat banyak orang bertanya-tanya mengapa hal ini terjadi.
Dalam cuitannya, Spot on Chain merinci transfer tersebut, termasuk token seperti StepN (GMT) senilai sekitar 2,58 juta dolar AS (Rp 39,85 miliar), Uniswap (UNI) sebesar 2,41 juta dolar AS (Rp 37,24 miliar), Synapse (SYN) senilai 2,25 juta dolar AS (Rp 34,75 miliar), Klaytn (KLAY) sebesar 1,64 juta dolar AS (Rp 25,35 miliar), Fantom (FTM) senilai 1,18 juta dolar AS (Rp 18,24 miliar), Shiba Inu (SHIB) sekitar 644 ribu dolar AS (Rp 9,95 miliar), dan sejumlah Arbitrum (ARB) dan Optimism (OP) yang dipindahkan ke bursa seperti Wintermute, Binance, dan Coinbase.
Ini bukan pertama kalinya transfer besar seperti ini terjadi, sejak 24 Oktober yang lalu, dalam pola lebih luas, FTX dan Alameda telah menggeser sekitar 551 juta dolar AS (Rp 8,51 triliun) senilai token melibatkan 59 aset digital. Skala dan frekuensi pemindahan ini sejak bursa tersebut kolaps tahun lalu membuat banyak pengamat kripto berspekulasi, karena tujuan di balik pergerakan uang besar ini belum jelas.
Alasan Pemindahan Aset oleh FTX
Pemindahan aset ini terus diperhatikan sejak FTX mengajukan kebangkrutan, memunculkan spekulasi tentang alasan di balik langkah-langkah tersebut. Salah satu kemungkinan yang mengkhawatirkan adalah bahwa ini bisa menjadi cara yang tidak benar untuk mengeluarkan uang dari akun sebelum tindakan besar diambil terkait aset perusahaan. Mungkin saja beberapa pihak dalam perusahaan berusaha menarik sebanyak mungkin sebelum kehilangan akses sepenuhnya.
BACA JUGA:
Dengan mencuatnya spekulasi terkait rebranding FTX dan kemungkinan kembalinya bursa kripto dengan kepemimpinan baru, pemindahan uang bisa menjadi bagian yang diperlukan sebagai bagian dari menata ulang beberapa struktur atau memastikan supaya dompet pertukaran tidak sepenuhnya dibekukan.
Satu hal yang pasti, para kreditur FTX kemungkinan tetap cemas karena mereka masih mencari ganti rugi. Setiap kali dana keluar dari alamat FTX bisa menjadi masalah bagi mereka, karena belum ada rencana spesifik yang dibuat untuk mengembalikan investasi yang hilang.
Pemulihan Aset Kreditur
Pada bulan Maret, saat FTX dan Alameda Research mulai bekerja untuk memulihkan aset bagi kreditur, mereka dilaporkan mengirim sekitar 145 juta dolar AS (Rp 2,24 triliun) dalam stablecoin ke berbagai pertukaran. Sebagian dana dipindahkan ke dompet kustodian sementara sebagian lagi disimpan dalam bentuk stablecoin.
Sejauh ini, bursa yang sedang krisis ini telah berhasil mengembalikan lebih dari 5 miliar dolar AS (Rp 77,28 triliun) dalam bentuk uang tunai dan kripto dari total kewajiban yang melebihi 8 miliar dolar AS (Rp 123,64 triliun). Hal ini dapat memberikan kekuatan tambahan pada kemungkinan proses rebranding dan pemulihan.