Bagikan:

JAKARTA – Perusahaan kripto yang bangkrut, FTX, dilaporkan mengirim sejumlah aset kripto senilai 36 juta dolar AS (setara Rp560 miliar) ke bursa kripto terkemuka di dunia, Binance dan Coinbase. Aset kripto tersebut meliputi Polygon (MATIC) dan Avalanche (AVAX).

Transfer MATIC dan AVAX ini terdeteksi platform analitik kripto Lookonchain, 23 November kemarin.   FTX, perusahaan perdagangan kripto yang didirikan oleh Sam Bankman-Fried telah mengajukan perlindungan kebangkrutan pada November 2022 akibat pendirinya menyalahgunakan dana pengguna FTX. Belakangan ini, Sam Bankman-Fried harus mendekam di balik jeruji besi.

Laporan dari Lookonchain mengatakan pengiriman aset kripto itu terjadi dalam 24 jam lalu. FTX mengirim 12,6 juta koin MATIC ke Coinbase. Lalu 10 juta MATIC ke Binance melalui FalconX. Kemudian, sekitar 975.859 koin AVAX juga dikirim ke Binance. Total aset tersebut bernilai 36 juta dolar AS atau Rp560 miliar.

Sebelumnya, Lookonchain juga mengungkap pengiriman aset kripto senilai 78,7 juta dolar AS (Rp1,2 triliun) dari FTX pada bulan Oktober 2023. Aset tersebut meliputi Solana (SOL), Ethereum (ETH), Chainlink, dan Band Protocol (BAND), serta Polygon (MATIC).

Tidak berhenti sampai di situ, FTX juga diketahui melakukan staking aset kripto SOL dalam jumlah besar, 5.546.217 koin SOL, berdasarkan penjelajah transaksi blockchain SolanaFM. Alamat dompet kripto yang melakukan staking itu terkait dengan perusahaan rekanan FTX, yaitu Alameda Research.

Pada awal bulan November kemaren, FTX mengajukan izin ke pengadilan untuk menjual sekitar 744 juta dolar AS (Rp11,5 triliun) dalam bentuk aset Greyscale dan Bitwise. Transaksi yang diungkap oleh Lookonchain mengenai pengiriman aset kripto milik FTX menarik perhatian publik, terutama mengenai dampak penjualan yang dilakukan FTX terhadap pasar.