Bagikan:

JAKARTA - Setelah menyelesaikan misi 26 harinya di orbit Bulan, pesawat ruang angkasa Orion kembali ke Kennedy Space Center (KSC), Florida, Amerika Serikat (AS) minggu lalu dan akan menjalani serangkaian analisis untuk melihat bagaimana kondisinya.

Orion berangkat ke orbit bulan dalam misi Artemis I NASA pada 16 November tahun lalu di atas roket raksasa Space Launch System (SLS).

Pesawat itu dirancang untuk misi berawak namun ia terbang tanpa awak, di mana NASA ingin lebih dahulu melihat kemampuan Orion melaju di orbit bulan tersebut. Kemudian, Orion terjun bebas di Samudra Pasifik pada 11 Desember lalu, menandai berakhirnya misi.

Ia ditemukan oleh kapal USS Portland lalu dibawa ke Pangkalan Angkatan Laut San Diego pada 13 Desember, dan memulai perjalanan darat ke KSC keesokan harinya.

Sesampainya di KSC, NASA akan melepas pelindung panas pesawat ruang angkasa tersebut sehingga mereka dapat melakukan analisis mendalam pada komponen Orion dan menentukan bagaimana kondisinya selama masuk kembali ke atmosfer Bumi.

NASA juga akan mengeluarkan Campos Moonikin, boneka uji yang dikirim badan antariksa tersebut ke Orion untuk mengumpulkan data tentang bagaimana perjalanan ke Bulan dapat memengaruhi manusia.

"Artemis I adalah langkah maju yang besar sebagai bagian dari upaya eksplorasi bulan NASA dan menetapkan panggung untuk misi berikutnya dari roket SLS dan Orion untuk menerbangkan kru di sekitar Bulan dengan Artemis II," ujar NASA dikutip dari Engadget, Selasa, 3 Januari.

Usai melakukan analisis Artemis I, NASA akan melanjutkan pengembangan untuk misi Artemis II yang diklaim akan meluncur paling cepat pada 2024.

NASA berjanji untuk mengumumkan awak empat orang misi tersebut sekitar awal 2023. Artemis II akan menyiapkan panggung untuk pendaratan manusia pertama di Bulan sejak akhir program Apollo pada 1972, dan akhirnya menjadi kehadiran permanen NASA di Bulan.