Warren Buffet Akhirnya Lirik Saham TSMC, Tergiur Keuntungan Besar di Mobil Otonom dan Listrik
Ilustrasi Photo TSMC for Nvidia / Alireza (foto: dok. Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Berkshire Hathaway perusahaan investasi milik Warren Buffett baru saja membeli lebih dari 4,1 miliar dolar AS setara Rp64,3 triliun saham di Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC).

Senin 14 November , dalam pengajuan ke Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (AS), Berkshire Hathaway mengatakan telah mengakuisisi sekitar 60 juta saham penyimpanan TSMC dalam tiga bulan yang berakhir September.

"TSMC menyambut semua investor dengan kecenderungan untuk membeli dan menahan saham TSMC," kata juru bicara TSMC.

Peristiwa ini merupakan hal yang langka ke dalam sektor teknologi yang dilakukan miliarder Buffett. Sebab, Berkshire biasanya tidak membuat taruhan teknologi besar, ia sering lebih memilih perusahaan yang dianggapnya memiliki keunggulan kompetitif, seringkali melalui ukurannya.

Fortune menyatakan, Buffett yang berusia 92 tahun telah lama menjauh dari industri teknologi, menyatakan bahwa dia tidak ingin berinvestasi dalam bisnis yang tidak sepenuhnya dia pahami. Namun, pendirian itu berubah dalam beberapa tahun terakhir, dan dia telah mendedikasikan sebagian besar investasi perusahaannya untuk sektor teknologi.

Dengan membeli saham TSMC, ini adalah salah satu segmen yang menjanjikan pertumbuhan berkelanjutan selama beberapa tahun mendatang karena sangat penting untuk perluasan industri yang baru lahir seperti mobil self-driving dan listrik, kecerdasan buatan, dan aplikasi rumah yang terhubung.

Berkshire sendiri juga memiliki saham besar di Apple, Bank of America, Coca-Cola, Chevron, dan American Express.

Diketahui, salah satu pembuat chip terbesar di dunia ini, seperti namanya berbasis di Taiwan dan menyumbang sekitar 90 persen dari chip komputer super canggih, memasok raksasa teknologi termasuk Apple, Qualcomm dan Nvidia.

Melansir CNN Internasional, pembelian saham oleh Berkshire itu terjadi ketika ketegangan antara China dan pulau demokrasi yang diperintah sendiri itu meningkat.

Taiwan telah menghadapi agresi militer yang meningkat dari Beijing dalam beberapa bulan terakhir, dan hal itu menyoroti peran penting yang dimainkannya dalam industri pembuatan chip global.