JAKARTA – CEO Ethereum Vitalik Buterin baru-baru ini menuduh XRP telah “kehilangan hak perlindungan” mereka. Hal tersebut disampaikan Buterini dalam sebuah postingan Twitter resminya.
“XRP sudah kehilangan hak mereka untuk perlindungan ketika mereka mencoba melemparkan kami ke bawah bus sebagai “yang dikendalikan China,” tulisnya pada 18 Agustus 2022.
Sebagaimana diketahui, Ripple sedang menghadapi gugatan hukum dari Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) dengan tuduhan melakukan penjualan sekuritas yang tidak terdaftar. Gugatan sudah berlangsung sejak akhir Desember 2020 lalu dan belum menemu titik terang hingga saat ini.
XRP already lost their right to protection when they tried to throw us under the bus as "China-controlled" imo:https://t.co/t6cbMtjsEV
— vitalik.eth (@VitalikButerin) August 17, 2022
Di sisi lain, semakin berlarutnya perseteruan Ripple dengan SEC, komunitas kripto menyoroti hubungan regulator AS tersebut dengan Ethereum. Terutama Enterprise Ethereum Alliance (EEA) dan Simpson Thathcer, lembaga yang terafiliasi dengan Ethereum.
Sementara eksekutif Ripple mengklaim bahwa perusahaan telah diperlakukan tidak adil oleh SEC. Sementara EEA – Simpson Thatcer sendiri diduga punya andil dalam keputusan regulator terkait kategori XRP sebagai sekuritas.
BACA JUGA:
Dilansir dari CryptoPotato, Buterin memuji komunitas Ethereum karena mendorong peraturan yang mengunggulkan Ether atas aset kripto sah lainnya. Ketika pendiri Bankless.eth, David Hoffman, menanggapi dengan mengatakan bahwa dia tidak akan mengatakan apa-apa jika bursa Ontario telah membatasi XRP, Buterin kemudian mencibir XRP dalam postingan Twitter seperti yang diungkapkan di atas.
Buterin mengecam Ripple karena melabeli Bitcoin dan Ethereum sebagai dikendalikan oleh China pada tahun 2020. Pendiri kemudian mengatakan bahwa perusahaan blockchain, yang saat ini terlibat dalam perseteruan dengan SEC, telah tenggelam ke “tingkat keanehan baru.”
CTO Ripple David Schwartz turut mengomentari cibiran Buterin. Schwartz kemudian bertanya kepada Buterin apakah perdebatan itu harus diselesaikan oleh pasar atau pemerintah.
"The goverment should punish projects that disagree with our narrative" seems pretty on brand for ETH.
— 𝙳𝚊𝚟𝚒𝚍 𝚂𝚌𝚑𝚠𝚊𝚛𝚝𝚣 (@JoelKatz) August 18, 2022
Tampaknya perseteruan Ripple dengan SEC turut menyeret Ethereum. Kendati begitu, Ripple terus memperluas ekspansinya dengan bekerja sama dengan berbagai perusahaan fintech dan lembaga keuangan dari berbagai negara.