JAKARTA – Maraknya penipuan kripto di media sosial Twitter yang mengatasnamakan tokoh-tokoh terkemuka telah membikin gerah berbagai kalangan termasuk CEO Ripple Brad Garlinghouse. Pasalnya, para penipu kerap menggunakan akun centang biru untuk melancarkan aksinya.
Para pelaku penipuan kerap meniru akun para tokoh terkenal seperti Elon Musk, Changpeng Zhao, dan Brad Garlinghouse. Dengan miripnya nama akun, foto profil, dan tanda centang biru, membuat para pengguna awam mudah terjebak dalam aksi scamming yang dilakukan oleh akun-akun palsu tersebut. Selain itu, para scammer juga kerap menggunakan akun bot.
Brad Garlinghouse, kepala eksekutif di perusahaan blockchain Ripple, baru-baru ini mengeluh tentang masuknya bot penipuan cryptocurrency dalam utas Twitter baru-baru ini. Bos cryptocurrency mengatakan bahwa dia tidak percaya bahwa dia masih harus melaporkan penirunya. Bos Ripple telah mencatat bahwa akun Twitter membalas banyak tweet dengan gambarnya.
BACA JUGA:
U.Today telah melakukan investigasi baru-baru ini tentang akun Twitter terverifikasi yang disusupi untuk mempromosikan hadiah XRP palsu yang dimaksudkan untuk memisahkan pemegang token dengan uang mereka. Pada hari Minggu, akun Twitter resmi vokalis Spanyol terkenal Bertín Osborne dibajak untuk meniru Garlinghouse.
Butuh waktu berjam-jam bagi platform media sosial untuk memulihkan akun Osbrone setelah sibuk mengirim pesan spam giveaway di balasan berbagai tokoh cryptocurrency populer. Akun resmi pemerintah juga tidak aman dari para penipu. Pada awal September, akun Twitter kedutaan besar India juga diretas untuk mempromosikan penipuan XRP. Pada bulan yang sama, akun Twitter resmi CoinDCX dikompromikan dengan cara yang sama.
Dalam tweet-nya, Garlinghouse telah mencatat bahwa tokoh cryptocurrency populer lainnya juga telah dirugikan dengan adanya bot, dengan salah satu pendiri Ethereum, Vitalik Buterin dan CEO Binance, Changpeng Zhao, menjadi salah satu target peniru yang paling penting.
Garlinghouse mengklaim bahwa "ribuan" sedang dimanfaatkan oleh penipu di media sosial. Sebelumnya, Ripple membawa raksasa hosting video YouTube ke pengadilan atas ketidakmampuannya untuk menghapus video penipuan mengatasnamakan Garlinghouse, tetapi kemudian akhirnya menyelesaikan gugatan tersebut, sebagaimana dilansir dari U.Today.