JAKARTA - Ripple, perusahaan di balik aset kripto XRP, menghadapi dua masalah besar yang berhubungan dengan penipuan online. Belum lama ini CEO Ripple Brad Garlinghouse mengeluhkan adanya video penipuan deepfake di YouTube yang meniru suaranya. Kedua, ada pengajuan Exchange Traded-Fund (ETF) XRP palsu yang dikaitkan dengan BlackRock, perusahaan investasi terbesar di dunia.
Garlinghouse menyampaikan kekhawatirannya dalam sebuah acara di platform X. Ia mengatakan bahwa ia menjadi korban penipuan deepfake, yaitu video rekayasa yang dibuat dengan menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk mengubah suara dan wajah seseorang. Ia mencontohkan sebuah video yang memanipulasi rekaman lama dari acara Ripple, dan menambahkan kata-kata baru untuk menipu penonton.
Video tersebut mengklaim bahwa Ripple memberikan hadiah XRP kepada mereka yang mengirim minimal 1.000 XRP. Ini adalah penipuan yang bertujuan untuk menguras aset kripto dari pengguna yang lengah.
BACA JUGA:
Lebih lanjut, Garlinghouse mengecam YouTube karena kurang sigap dalam menangani konten penipuan, dan mengimbau publik untuk lebih berhati-hati. Ia juga mengingatkan bahwa informasi resmi tentang Ripple hanya dapat diperoleh dari akun-akun yang terverifikasi.
Masalah lain yang dihadapi Ripple adalah adanya pengajuan ETF XRP yang palsu di situs web resmi negara bagian Delaware, tempat banyak perusahaan investasi didirikan. Pengajuan tersebut mengatasnamakan BlackRock, dan disebut sebagai "iShares XRP Trust". Namun, BlackRock membantah keterlibatannya dalam pengajuan tersebut, dan menyatakan bahwa itu adalah kesalahan informasi.
Berita tentang pengajuan palsu ini sempat membuat harga XRP melonjak hampir 13%, tetapi kemudian turun kembali. Ini menunjukkan bahwa pasar kripto masih rentan terhadap isu-isu yang tidak pasti. Ripple sendiri sedang berjuang untuk membersihkan nama baiknya dari tuntutan hukum yang diajukan oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC), yang mengklaim bahwa XRP adalah sekuritas yang tidak terdaftar.