Bagikan:

JAKARTA - Penipuan deepfake yang menampilkan CEO Ripple, Brad Garlinghouse, membagikan 100 juta XRP (Rp 8,5 triliun) kepada pengguna X dan YouTube. Hal ini membuat Ripple geram. Garlinghouse mengatakan baik X maupun YouTube tidak bertanggung jawab karena membiarkan iklan penipuan berbahaya tersebut lolos dari pengawasan.

"Kami telah melaporkan video penipuan ini berkali-kali, tetapi mereka tidak mengambil tindakan apa pun untuk melindungi investor yang lengah," kata Garlinghouse dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Cointelegraph, Kamis 11 Januari 2024.

Penipuan deepfake ini pertama kali diketahui oleh jurnalis Amerika terkenal Joseph Weisenthal, yang melihat postingan tersebut ditampilkan di platform X sebagai iklan berbayar. Dalam video tersebut, Garlinghouse tampak mengumumkan airdrop XRP sebagai bagian dari perayaan kemenangan hukum Ripple melawan Securities and Exchange Commission (SEC) AS.

Padahal, kasus hukum antara Ripple dan SEC masih berlangsung di pengadilan. SEC menuduh Ripple menjual XRP sebagai sekuritas ilegal, sementara Ripple membantah tuduhan tersebut. Kasus ini berdampak besar pada harga dan likuiditas XRP, yang sempat anjlok hingga 60% pada Desember 2020.

Deepfake Menipu Publik

Deepfake menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk memanipulasi ekspresi wajah dan kemiripan seseorang secara digital. Tujuan dari deepfake adalah untuk menyesatkan publik untuk kepentingan pribadi, seperti penipuan, pemerasan, atau propaganda.

Menurut laporan Sensity, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang analisis visual, jumlah video deepfake di internet meningkat 900% dari tahun 2019 hingga 2020. Sebagian besar video deepfake berisi konten pornografi, tetapi ada juga yang digunakan untuk tujuan politik atau keuangan.

Salah satu contoh deepfake yang terkenal adalah video yang menampilkan mantan presiden AS Barack Obama mengkritik Donald Trump dengan suara komedian Jordan Peele. Video ini dibuat oleh Peele dan BuzzFeed sebagai bagian dari kampanye tentang bahaya deepfake.

Ripple sempat gugat Youtube

Penipuan deepfake yang menyerang Ripple bukanlah hal baru. Sejak tahun 2019, para penipu telah menggunakan berbagai cara untuk menipu pengguna XRP, seperti giveaway palsu, phishing, atau malware. Ripple telah berulang kali mengingatkan anggota komunitasnya untuk berhati-hati dan tidak tergiur oleh janji-janji palsu.

Pada tahun 2020, Ripple bahkan menggugat YouTube karena dianggap gagal mengawasi platformnya. Ripple menuntut YouTube untuk menghapus iklan-iklan penipuan yang mempromosikan giveaway XRP palsu dengan menggunakan nama dan gambar Garlinghouse. Ripple juga menuntut ganti rugi atas kerugian reputasi dan kepercayaan publik.

Setahun kemudian, Ripple dan YouTube mengumumkan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan damai. Garlinghouse mengatakan bahwa kedua pihak sepakat untuk bekerja sama dalam mencegah penipuan terkait XRP di masa depan. Sayangnya, kesepakatan tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya, karena penipuan deepfake masih bermunculan di YouTube dan X.