Pinterest Tak Lagi Bungkam Mantan Karyawan yang Ingin Bersuara Tentang Diskriminasi
Pinterest berjanji tidak akan menghalangi semua mantan karyawannya untuk berbicara tentang diskriminasi ras atau gender yang mereka alami. (Foto: Dima Solomin / Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Pinterest berjanji tidak akan menghalangi semua mantan karyawannya untuk berbicara tentang diskriminasi ras atau gender yang mereka alami, bahkan jika terikat oleh perjanjian kerahasiaan.

Kasus ini bermula ketika gugatan mantan karyawan Pinterest , Ifeoma Ozoma dan Aerica Shimizu Banks menjadi publik. Melihat hal ini pemegang saham tak tinggal diam dan turut menggugat dengan mengklaim bahwa adanya diskriminasi tempat kerja perusahaan terhadap perempuan dan ras minoritas merusak reputasinya.

Sekarang gugatan itu telah diselesaikan bersama kesepakatan, perusahaan dilaporkan setuju menghabiskan 50 juta dolar AS untuk meningkatkan keragaman dan kesetaraannya.

Dari laporan NBC News yang dikutip The Verge, Jumat, 26 November, gugatan tersebut diajukan pada November 2020 lalu, dengan pemegang saham mengklaim bahwa Pinterest bertindak tidak bertanggung jawab serta tidak melakukan apa pun untuk mengatasi klaim luas tentang diskriminasi ras dan gender.

Tak sampai di sana, pengaduan itu juga menuduh CEO Ben Silbermann mengeilingi dirinya dengan pria-pria dan meminggirkan wanita yang berani menantang kelompok kepemimpinan pria kulit putih Pinterest.

Di tahun yang sama dalam gugatan, banyak wanita melaporkan termasuk Ozoma dan Banks. Pinterest membayar mereka lebih rendah daripada karyawan pria, dan beberapa melaporkan diskriminasi rasial dan pembalasan karena berbicara.

Selain itu, diskriminasi dalam tim keuangan perusahaan juga kerap terjadi. Tidak hanya Ozoma dan Banks yang menggugat, perusahaan membayar 20 juta dolar AS kepada mantan COO Françoise Brougher setelah dia menuduh bahwa Pinterest membayarnya lebih rendah daripada rekan prianya, tidak mengundangnya ke pertemuan penting, dan memecatnya setelah dia membeberkan masalah tersebut.