Bagikan:

JAKARTA - Sony Interactive Entertainment menghadapi tuntutan pemecatan secara sengaja dan tuduhan diskriminasi gender. Gugatan telah diajukan oleh mantan karyawan analis keamanan IT di PlayStation, Emma Majo.

Majo tak ingin sendiri maju dalam gugatan, ia juga mencari wanita lain yang merasa telah menghadapi diskriminasi di perusahaan untuk mengajukan gugatannya ke class action.

Menurut perincian gugatan, Majo berusaha untuk mengajukan gugatan class action untuk mewakili wanita lain yang mungkin terpengaruh oleh dugaan diskriminasi gender di PlayStation.

Gugatan tersebut mengklaim bahwa, "Sony menoleransi dan memupuk lingkungan kerja yang mendiskriminasi karyawan wanita, wanita ditolak promosinya dan tidak dibayar sama dengan pekerja pria yang memegang posisi serupa," isi gugatan tersebut.

Mengutip The Verge, Rabu, 24 November, peristiwa ini terjadi kurang dari seminggu setelah bos PlayStation, Jim Ryan, mengirim email ke karyawan yang mengutuk tanggapan Activision Blizzard atas laporan dugaan perilaku kasar dan riwayat pelecehan CEO, Bobby Kotick, selama 30 tahun di perusahaan.

Dalam pemberitahuan di seluruh perusahaan, Ryan menyatakan bahwa dia, “berkecil hati dan terus terang terpana membaca bahwa Activision Blizzard belum berbuat cukup untuk mengatasi budaya diskriminasi dan pelecehan yang mendalam," ungkap Ryan.

Dia juga mengatakan bahwa PlayStation tidak menganggap pernyataan tanggapan Blizzard dengan tepat mengatasi situasi.

Gugatan terhadap Sony menggambarkan pengalaman Majo sebagai karyawan wanita di Sony dari 2015 hingga 2021, dia mengklaim terus-menerus ditolak tentang cara mendapatkan promosi dan dia diturunkan jabatannya karena pertanyaannya tentang hal itu.

Lebih lanjut, Majo juga mengaku mendengar manajer membuat komentar yang bias gender tentang pekerja wanita yang menyiratkan bahwa wanita lebih “emosional” dan “kurang profesional” daripada karyawan pria.

Oleh sebab itu, Majo mengajukan pernyataan yang ditandatangani kepada Sony yang membahas dugaan bias gender perusahaan pada tahun 2021. Namun, bukannya mendapat respon positif, ia justru dipecat setelah itu, dengan alasan penutupan departemen yang menurut Majo bukan divisinya.

Sebaliknya, Majo berpendapat bahwa dia diberhentikan secara salah karena dia perempuan dan karena dia berbicara tentang diskriminasi terhadap perempuan. Sayangnya Sony belum memberikan pernyataan terkait hal ini.

Sebagai informasi, beberapa waktu belakangan penerbit besar termasuk Activision Blizzard, Ubisoft dan Riot telah menjadi subjek tuntutan dan tuduhan diskriminasi dan pelecehan dari karyawannya, dan sekarang giliran Sony yang harus menghadapi kasus tersebut.