JAKARTA - Regulator hak-hak sipil California, Amerika Serikat (AS) sedang menyelidiki bagaimana Google memperlakukan pekerja perempuan kulit hitam, setelah dugaan insiden pelecehan dan diskriminasi.
Pengacara dan analis Department of Fair Employment and Housing California (DFEH) sudah mengajukan pertanyaan kepada benerapa karyawan Google tentang pelecehan dan diskriminasi, setelah menerima keluhan resmi.
Namun, mereka berbicara secara anonim untuk menghindari membahayakan pekerjaan. Meski begitu, laporan yang awalnya didapat Reuters dari dua sumber terdekat tidak menyebutkan DFEH yang mengajukan tuntutan terhadap Google.
Sumber itu juga mengatakan bahwa wawancara yang dilakukan tidak berarti bahwa Google dapat menghadapi tuntutan. Menurut laporan keragaman yang dirilis Google awal tahun ini, sekitar 1,8 persen perempuan kulit hitam merupakan tenaga kerjanya dan meninggalkan perusahaan pada tingkat yang lebih tinggi dari biasanya.
BACA JUGA:
Google membantah tuduhan bagaimana ia memperlakukan pekerja kulit hitam di perusahaannya, "Tujuan kami adalah memastikan bahwa setiap karyawan merasakan Google sebagai tempat kerja yang inklusif dan kami telah berfokus untuk membangun ekuitas yang berkelanjutan bagi komunitas Kulit Hitam Google," ungkap juru bicara Google Shannon Newberry.
Perusahaan juga menyatakan memiliki ruang untuk perbaikan dalam hal menjaga bakat yang kurang terwakili. Melansir The Verge, Sabtu, 18 Desember, awal tahun ini Google digugat yang berkaitan dengan ekuitas dari mantan karyawan.
Gugatan yang diajukan terhadap Google oleh empat mantan karyawan wanita diberi status class action, para wanita tersebut mengklaim bahwa mereka menerima bonus dan gaji yang lebih rendah daripada rekan-rekan pria.
Perusahaan juga menjadi berita utama setelah ahli etika AI Timnit Gebru mengkritik kurangnya keragaman tenaga kerja dan untuk melawan manajer yang keberatan menerbitkan makalah kritis yang dia tulis.
Gebru mengaku dia menghadapi penolakan dari perusahaan tentang pekerjaannya yang mengkritik model bahasanya. Anggota wanita lain dari tim etika AI Google juga dipecat setelah mengungkapkan dia mencari emailnya untuk menemukan bukti bahwa Gebru menghadapi diskriminasi.
"Kami juga telah berinvestasi dalam program dan praktik retensi kami untuk membantu karyawan Kulit Hitam tumbuh dan berkembang di Google. Kami akan terus fokus pada pekerjaan penting ini dan menyelidiki masalah apa pun secara menyeluruh, untuk memastikan tempat kerja kami representatif dan adil," tutur Newberry.