Tak Cuma Tema Perempuan, Kamila Andini Ungkit Masalah LGBT di Indonesia Lewat Film Yuni
Pemain Film Yuni (Foto: Puput Puji/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Film Yuni siap tayang di bioskop pada 9 Juni. Sutradara Kamila Andini menghadirkan tema pernikahan dini pada anak perempuan yang sering terjadi di Indonesia. Dibintangi Awawinda Kirana, film ini memberikan pesan yang kuat agar perempuan berani bermimpi.

Film Yuni mengisahkan Yuni (Arawinda Kirana) yang merupakan siswa SMA dikenal pintar di sekolahnya. Yuni memiliki impian untuk melanjutkan pendidikan sampai ke tingkat perkuliahan. Namun, jalan Yuni untuk menggapai impiannya tak mudah.

Dia sebagai gadis yang masih memegang adat ketimuran diminta untuk segera menikah usai lulus sekolah. Selain Arawinda Kirana, film ini juga dibintangi sejumlah aktor lain seperti Kevin Ardilova, Dimas Aditya, Marissa Anita, Asmara Abigail dan masih banyak lagi.

"Ide cerita film Yuni ditulis dari 2017. Ini berasal dari cerita obrolan sederhana saya dengan seorang ibu yang anaknya menikah di usia muda. Entah kenapa reflektif sampai saya merasa harus bikin film ini," kata Andini di Epicentrum, Senin, 6 Desember.

Andini ingin memotret kejadian alami yang terjadi di masyarakat tanpa melebih-lebihkan. "Perempuan sering terhimpit posisinya di kondisi sosial yang patriaki. Saya rasa ini bukan terjadi di Indonesia. Banyak perempuan di belahan dunia lain mengalami hal yang sama," jelasnya.

Bukan cuma tema kesetaraan gender, Andini juga menyelipkan betapa terpojoknya orang dengan preferensi seksual yang berbeda di Indonesia. Lewat beberapa karakter, Andini juga mengangkat tema LGBT.

"Di titik reflektif itu saya merasa gak cuma perempuan yang pengin diterima di sosial yang patriaki. Ada juga yang memiliki preferensi berbeda harus melakukan hal yang tak diinginkan agar keberadaannya diterima masyarakat. Sejauh mana kita punya ruang untuk diri sendiri ini yang ingin saya tampilkan di film Yuni," tegas Andini.

Film Yuni melakukan syuting di Serang. Hampir 100% pemainnya menggunakan bahasa Jaseng, Jawa Serang, untuk dialognya. "Ada tim penerjemah yang duduk di samping saya. Kalau belum approve belum ok. Selip lidah sering terjadi, tapi saya berterimakasih karena pemain-pemain bekerja sangat giat untuk belajar bahasa Jaseng," kenangnya.

Arawinda Kirana mengakui harus berusaha belajar bahasa Jaseng dengan serius untuk film Yuni. "Untuk belajar bahasa Jaseng difasilitasi sama tim film, yang mengajari semua cast berbahasa. Selain itu skenario diterjamahkan ke bahasa Jaseng. Kami juga bikin kamus kecil untuk menterjemahkan kata-katanya supaya tahu kamu paham apa yang kami katakan," ujarnya.