Bagikan:

YOGYAKARTA – 12 adab murid terhadap guru bukan hanya sekedar slogan sopan santun, tapi juga mencakup sikap, karakter, dan ahlak mulia yang menjadi landasan seorang siswa dalam menghormati dan memuliakan guru.

Dalam ajaran agama Islam, guru memiliki kedudukan yang sangat tinggi. Bahkan, bisa dikatakan kedudukan guru berada di bawah para nabi dan rasul.

Dalam buku bertajuk Filsafat Pendidikan Islam karya Sudarto, guru memiliki beberapa sebutan, yakni Mu’allim, mudarris, ustadz, mursyid, murabbi, serta mu’addib. Semua sebutan tersebut memiliki makna yang sama, yakni memberikan pengetahuan, keterampilan dan ilmu kepada orang lain.

Karena guru memiliki jasa yang sangat besar, sudah sepantutnya seorang siswa menegakkan adab terhadap para mu’allim.

Lantas, apa saja adab terhadap guru yang bisa dijadikan pedoman untuk menghormati para pemberi ilmu? Simak informasi selengkapnya berikut ini.

12 Adab Murid Terhadap Guru

Mengutib kitab Mabadi Issuluk Fi Ma’rifati ‘Alaqatil Abdil Mamlul Ma’al Malikil Muluk karya Sayyidil Habib Abu Bakar Al-Adny bin Ali Al-Mashur, berikut ini adalah 12 adab murid terhadap guru yang bisa dijadikan sebagai landasan untuk menghormati dan memuliakan guru.

Satu

اَنْ يَبْدَأَهُ بِالتَّحِيَّةِ وَ السَّلَام

Hendaknya sang murid memulai terlebih dahulu sapaan dengan sapaan (yang agung) dan salam (kepada sang guru).

Dua

أَنْ يُقَلِّلَ الكَلَامَ بَيْنَ يَدَيْهِ اِلَّا لِضَرُورَةٍ

Sedikit berbicara di hadapannya kecuali dalam keadaan darurat.

Tiga

. أَلَّا يَتَكَلَّمَ إِلَّا جَوَاباً عَلَى أُسْتَاذِهِ إِذَا سَأَلَهُ

Tidak membicarakan (hal yang tidak pantas) kecuali jawaban atas apa yang ditanyakan oleh gurunya jika ditanya.

Empat

أَلَّا يَسأَلَ حَتَّى يَسْتَأْذِنَ بِأَدَبٍ

Tidak serta merta langsung bertanya kecuali sampai dengan telah diizinkanya dengan penuh sopan santun.

Lima

أَلَّا يُعَارِضُهُ وَ لَا يُشِيْرُ بِخِلَافِ رَأْيِهِ وَلَوْ كَانَ صَادِقًا

Tidak mendebatnya dan juga tidak memperlihatkan isyarat pertentangan terhadap pendapat sang guru walaupun hal tersebut adalah benar adanya (dan pandangan guru tersebut adalah salah).

Enam

أَلَّا يُنَاجِي جَلِيْسَهُ فِيْ مَجْلِسِ أُسْتَاذِهِ

Tidak berbisik (apa lagi ngobrol) dengan yang hadir pada saat majelis guru berlangsung.

Tujuh

أَلَّا يَتَلَفَّتَ اِلَى جِهَةِ اليَمِيْنِ أَوِ الشِّمَالِ

Tidak memalingkan diri ke kiri atau ke kanan (dari pandangannya).

Delapan

أَنْ يَكُفَّ عَنِ الكَلَامِ مَعَهُ إِذَا أَظْهَرَ مَلَالَهُ

Mencukupkan suatu pembicaraan pada saat nampak kejenuhan pada sang guru.

Sembilan

إِذَا قَامَ قَامَ مَعَهُ‘ وَلَا يَتْبَعُهُ

Jikalau sang guru berdiri, maka berdirilah juga dengannya dan tidak mengikutinya (tidak mengurubunginya yang terlalu)

Sepuluh

أَلَّا يُسِيءَ بِهِ الظَّنَّ عِنْدَ مُشَاهَدَةِ مَا يَعْتَقِدُهُ مِنْ أَفْعالِهِ خَطَأ ‘ بَلْ يَسْأَلُهُ بِأَدَبٍ وَ يَسْتَفْسِرُ عَمَّا أَشْكَلَ عَلَيْهِ

Tidak langsung berburuk sangka kepada suatu perbuatan sang guru yang disaksikan dimana perbuatan tersebut kita yaqini adalah salah. Akan tetapi kita bertanya terlebih dahulu dengan penuh sopan santun dan menafsirkan (hal tersebut kepada yang baik) apa-apa yang telah dilakukannya.

Sebelas

أَلَّا يَغِيبَ بِغَيْرِ عُذْرٍ عَنْ مَجَالِسِ عِلْمِهِ

Tidak ghoib (absen atau tidak hadhir) tanpa 'udzur pada majlis ilmunya sang guru.

Duabelas

أَنْ يَفْرِحَ بِمَا يُفْرِحُهُ ‘ وَ يُنْكِرُ مَا يُنْكِرُهُ

Ikut senang atas atas apa-apa yang disenangi oleh sang guru juga ikut tidak senang atas apa-apa yang tidak disenangi oleh sang guru.

Demikian informasi tentang 12 adab murid terhadap guru. Dapatkan update berita pilihan lainnya hanya di VOI.ID.