Planet yang Tidak Biasa Berhasil Terdeteksi dengan Cara Baru
Para astronom telah menemukan teknik pendeteksian baru untuk menemukan planet. (foto: Pamela Gay / Planetary Science Institute)

Bagikan:

JAKARTA - Para astronom telah menemukan teknik pendeteksian baru untuk menemukan planet tidak biasa yang mengorbit dua bintang.

Dengan menggunakan teleskop Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS) NASA, para astronom mendeteksi Planet TIC 172900988b yang memiliki dua Matahari, jenis planet yang disebut circumbinary.

Ini adalah yang pertama dari jenisnya terdeteksi menggunakan TESS yang hanya mengamati dua transit. Exoplanet, atau planet di luar Tata Surya, biasanya terlalu kecil dan redup untuk dilihat secara langsung.

Akan tetapi para astronom dapat menyimpulkan keberadaan mereka menggunakan berbagai teknik termasuk transit. Transit merupakan peristiwa ketika sebuah planet ekstra surya melintas di antara Bumi dan bintang induknya, untuk sementara menghalangi sebagian cahaya bintang.

Para astronom mencari tetesan cahaya ini dan menggunakannya untuk memprediksi keberadaan sebuah planet. Namun penelitian yang telah dipublikasikan di The Astronomical Journal ini, lebih sulit ketika sebuah planet mengorbit dua bintang.

“Mendeteksi planet sirkumbiner jauh lebih rumit daripada mendeteksi planet yang mengorbit bintang tunggal. Teknik yang paling menjanjikan untuk mendeteksi planet sirkumbiner adalah fotometri transit, yang mengukur penurunan cahaya bintang yang disebabkan oleh planet-planet yang orbitnya berorientasi pada ruang sehingga mereka secara berkala lewat di antara bintang-bintang dan teleskop," ungkap salah satu peneliti yang menemukan planet ini, Ilmuwan Senior Institut Sains Planet Nader Haghighipour.

"Dalam teknik ini, pengukuran penurunan intensitas cahaya bintang digunakan untuk menyimpulkan keberadaan planet," imbuhnya.

Ditambahkan Haghighipour, untuk menentukan orbit planet, tepatnya diperlukan tiga peristiwa transit. Ini menjadi rumit ketika sebuah planet mengorbit sistem bintang ganda karena transit tidak akan terjadi dengan interval yang sama di atas bintang yang sama.

"Planet ini mungkin transit satu bintang dan kemudian transit yang lain sebelum transit bintang pertama lagi, dan seterusnya," ujar Haghighipour.

Menurut Haghighipour, masalahnya adalah mendeteksi tiga transit bisa memakan waktu yang sangat lama dan TESS hanya melihat bagian tertentu dari langit selama 27 hari, yang biasanya terlalu sedikit waktu untuk melihat tiga transit.

Akan tetapi dalam kasus TIC 172900988b, sebuah planet seukuran Jupiter, dapat terdeteksi oleh para astronom hanya dengan menggunakan dua transit, satu transit dari masing-masing bintang induknya. Demikian dikutip dari Digital Trends, Senin, 15 November.