JAKARTA - General Motors (GM) menunda target ambisiusnya untuk memproduksi 1 juta mobil listrik per tahun di Amerika Utara pada akhir 2025. CEO Mary Barra mengumumkan penundaan tersebut dalam wawancara dengan CNBC baru-baru ini.
"Pasar [mobil listrik] belum berkembang seperti yang diharapkan. Kami tidak akan mencapai target 1 juta unit, tetapi kami akan terus berusaha ke arah itu," kata Barra, dilansir dari InsideEvs, 16 Juli.
Sebelumnya di tahun 2021, Barra mengejutkan dunia dengan mengumumkan komitmen GM untuk menjadi produsen mobil tanpa emisi pada tahun 2035. Target produksi 1 juta mobil listrik pada 2025 menjadi langkah awal yang penting.
Meski mengalami beberapa bulan penjualan EV terbaik, upaya GM dalam transisi kendaraan listrik menghadapi berbagai tantangan. Peluncuran sebagian besar kendaraan listrik berbasis platform Ultium diwarnai masalah perangkat lunak, manufaktur, dan kualitas awal. Mulai dari layar infotainmen yang tidak berfungsi pada Blazer atau Lyriq, hingga truk GMC Hummer yang mogok di pengisi daya cepat DC, artinya peluncuran mobil listrik GM belum berjalan mulus. Sementara, masalah produksi di pabrik komponen EV dan kendaraan jadi turut menambah hambatan.
BACA JUGA:
Salah satu kendala utama yang dihadapi GM adalah perangkat lunak pada kendaraan listrik mereka. Barra mengakui bahwa perangkat lunak memegang peranan penting dalam masa depan elektrifikasi GM. Kemampuan untuk mengembangkan perangkat lunak yang andal menjadi kunci, dan sejauh ini hal tersebut terbukti sulit bagi GM.
"Bagi General Motors, dalam perjalanan menuju masa depan serba listrik, yang terpenting adalah kendaraan benar-benar menjadi platform perangkat lunak," kata Barra.
Sayangnya, rekam jejak GM dalam bidang perangkat lunak tidak terlalu baik, dan semua merek mereka menuai sorotan negatif serta keluhan dari konsumen.
Namun, Barra tetap optimis. Terlepas dari pernyataannya tentang GM akan mengikuti arahan konsumen yang bisa diartikan sebagai langkah mundur dari fokus pada EV, ia meyakinkan bahwa GM pada akhirnya akan mencapai target produksi yang ditetapkan.
Barra bersikukuh bahwa pasar EV akan terus tumbuh seiring dengan perbaikan infrastruktur pengisian daya dan semakin banyaknya konsumen yang merasakan langsung pengalaman berkendara dengan mobil listrik.
"Sepuluh, sebelas, dua belas tahun ke depan akan menjadi masa transformasi besar dalam cara orang bepergian," pungkas Barra.