Bagikan:

JAKARTA - Kabar mengejutkan datang dari Toyota, raksasa otomotif asal Jepang ini baru saja memangkas target produksi mobil listrik (EV) mereka untuk tahun 2026 sebesar sepertiga.

Langkah mundur ini cukup mengejutkan dimana Toyota sendiri dianggap terlambat beralih ke elektrifikasi dan beberapa waktu lalu memutuskan untuk lebih fokus dengan model-model elektrifikasi bahkan tak tanggung-tanggung akan menggunakan baterai all solid-state yang diklaim dapat mengubah lanskap dunia otomotif.

Menurut laporan Nikkei Asia, yang dikutip oleh Reuters, Sabtu, 7 September, awalnya Toyota berambisi untuk memproduksi 1,5 juta unit mobil listrik pada 2026. Namun, angka tersebut kini direvisi menjadi hanya 1 juta unit saja. Penyesuaian target produksi ini mengindikasikan karena adanya perlambatan momentum penjualan mobil listrik secara global.

Meski target produksinya dikurangi, Toyota dalam keterangan resminya menegaskan bahwa komitmen mereka terhadap pengembangan mobil listrik tidak berubah. Perusahaan tersebut masih mencanangkan target produksi 1,5 juta unit EV per tahun pada 2026 dan 3,5 juta unit pada 2030. Akan tetapi, mereka menekankan bahwa angka-angka tersebut bukanlah target penjualan yang mengikat, melainkan lebih berfungsi sebagai patokan bagi para pemegang saham.

Memproduksi 1 juta unit mobil listrik per tahun pun sebetulnya merupakan tantangan besar bagi Toyota. Pasalnya, selama ini mereka lebih fokus pada pengembangan mobil hybrid. Sepanjang tahun lalu, Toyota hanya berhasil menjual sekitar 104.000 unit mobil listrik, yang artinya kontribusi EV terhadap penjualan global mereka masih sekitar 1 persen.

Keputusan Toyota ini bukanlah yang pertama di industri otomotif. Sebelumnya, pabrikan mobil asal Swedia, Volvo Cars, juga membatalkan target untuk beralih sepenuhnya ke mobil listrik pada 2030. Alasannya, mereka memperkirakan masih akan menawarkan beberapa model hybrid di jajaran produk mereka pada saat itu.

Tak hanya di Asia dan Eropa, tren serupa juga terjadi di Amerika Serikat. Beberapa pabrikan mobil ternama seperti Ford dan General Motors terpaksa menunda atau bahkan membatalkan peluncuran model mobil listrik terbaru mereka. Langkah ini diambil untuk menghindari pengeluaran besar-besaran untuk kendaraan yang belum mendapat sambutan antusias dari konsumen seperti yang diantisipasi sebelumnya.

Perlambatan momentum penjualan mobil listrik ini menjadi sinyal penting bagi industri otomotif. Pabrikan mobil kini perlu memikirkan kembali strategi mereka dalam menghadapi pasar yang dinamis dan belum sepenuhnya siap beralih ke kendaraan listrik. Akankah tren ini bersifat sementara atau justru menjadi indikator arah baru bagi industri mobil masa depan? Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya.