Bagikan:

JAKARTA - Film Gladiator 2 yang baru tayang menampilkan Paul Mescal dan Pedro Pascal yang bertarung di arena. Akan tetapi, sebenarnya naskah ini merupakan naskah versi ke sekian setelah melalui berbagai jalan buntu.

Ketika film pertamanya sukses, rencana sekuel mulai bermunculan terutama setelah Ridley Scott ditunjuk menjadi sutradaranya. Russell Crowe sebagai pemeran utamanya awalnya diproyeksi muncul di film kedua tapi karakternya meninggal di film pertama.

Crowe yang berambisius akhirnya memecat penulis naskah Gladiator, John Logan dan menunjuk Nick Cave yang merupakan penulis sekaligus musisi.

Namun ternyata Crowe juga tidak begitu yakin dengan naskah buatan Nick Cave yang mengisahkan Maximus bertemu Jupiter. Dia memberi tahu Maximus bahwa Hephaestus telah mengkhianati mereka dan menyebarkan kabar tentang dewa yang lebih tinggi. Tugasnya? Membunuh Hephaestus untuk memastikan dia akan bersatu kembali dengan istri dan anaknya di padang Elysium.

Namun, rencananya segera berantakan saat dia kembali memasuki dunia manusia dan bertemu (dalam versi ini) dengan Lucius yang jahat yang menyebabkan pertikaian dramatis. Kabarnya cerita itu tidak diterima oleh Russell Crowe.

Ridley Scott yang menjadi sutradara sekuelnya juga merasakan naskah itu tidak cocok dengan visinya dalam menceritakan dunia Gladiator.

“Ceritanya terlalu mewah. Nick adalah seseorang yang besar dengan teater dan Steven Spielberg (yang menjadi konsultan film pertama) berkata “Tidak” kata Ridley Scott mengutip New York Times.

“Saya tidak percaya diri dengan apa yang kami kerjakan, jadi (naskah itu) kami tinggalkan,” katanya.

Ridley Scott mengungkap ia sempat berdiskusi dengan Russell Crowe untuk sekuelnya, beberapa tahun setelah film pertamanya.

“Russell bilang “Apa yang kita bisa lakukan? Aku mati.” lalu saya tiba-tiba berpikir ada cara mengembalikan dia dari kematian. Sebagaimana seorang pria meninggal dalam pertarungan, itu kesempatan untuk menghadirkan sisi cerita dari sisi kematian menjadi kehidupan, yang kembali dalam tubuh seorang tentara,” jelas Scott.

“Saya bertanya “Masalahnya Russell, ini antara kamu jadi Maximus atau jadi orang lain.” lanjutnya.

Di sisi lain, Nick Cave sudah tahu ide ceritanya tidak akan terealisasikan tapi dia menikmati proses pembuatannya.

“Saya menikmati menulisnya karena saya tahu pada setiap sisi itu tidak akan pernah terjadi (diproduksi),” kata Nick Cave.