Manchester City Terancam Jadi Pelampiasan Kemarahan Arsenal
Manajer Arsenal, Mikel Arteta. (Foto: Twitter @Arsenal)

Bagikan:

JAKARTA - Arsenal akan menghadapi Manchester City di ajang Premier League Inggris, Kamis, 16 Februari dini hari WIB. Laga ini akan berlangsung di Emirates Stadium.

Arsenal menjamu tamunya dengan menyimpan kemarahan. Ini tak lepas dari kontroversi di laga sebelumnya.

Kemarahan besar di kubu Arsenal tak lepas dari kesalahan VAR kontra Brentford yang memaksa mereka kehilangan dua poin dalam persaingan menuju gelar, akhir pekan silam.

"Kami mengakhiri pertandingan (lawan Brentford) dengan kemarahan besar karena itu bukan kesalahan manusiawi, itu merupakan ketidak pahaman besar terhadap pekerjaan Anda dan itu tidak dapat diterima," kata Arteta seperti dikutip Antara via Reuters.

"Hal itu membuat Arsenal merugi dua poin. Kami mengapresiasi permintaan maaf dan penjelasan di saat yang sama. Saya hanya akan puas jika mereka memberikan kami kembali dua poin yang mana hal itu tidak terjadi," tambahnya.

Hasil imbang 1-1 saat menjamu Brentford membuat sang pemuncak klasemen itu kini hanya unggul tiga poin atas juara bertahan City. Mereka dapat terdepak dari pucuk klasemen jika mereka kalah di Emirates.

Gol penyama kedudukan Brentford yang dicetak oleh Ivan Toney dinyatakan sah, meski rekan setimnya Christian Norgaard berada dalam posisi offside pada proses terjadinya gol. Kesalahan itu diakui oleh badan Professional Game Match Official Limited sebagai kesalahan signifikan.

Lee Mason, petugas VAR untuk pertandingan tersebut, telah dinon aktifkan akibat kesalahan di mana ia gagal menarik garis yang biasanya digunakan untuk menentukan keputusan-keputusan offside.

Pada akhirnya, Arteta merasa bahwa ketidakadilan ini akan membakar semangat Arsenal untuk menantang City

"Hal itu membuat para pemain, staf, dan para penggemar kami menjadi lebih kuat untuk melewati rintangan yang mereka berikan kepada kami," tandasnya.

Arsenal telah puasa gelar Premier League Inggris selama 19 tahun ini. Musim ini menjadi peluang terbesar mereka untuk merengkuh gelar prestisius tersebut setelah pada musim-musim sebelumnya lebih banyak bersaing untuk dapat finis di empat besar.