JAKARTA - Mantan pemain internasional Prancis Patrice Evra mengungkap dirinya memiliki masa kecil yang sangat traumatis. Evra adalah korban dari sejumlah pengalaman mengerikan, termasuk menjual narkoba.
Evra tinggal di sebuah keluarga di mana dia adalah salah satu dari 24 bersaudara. Tetapi pria berusia 40 tahun itu mengakui, setelah ayahnya meninggalkan rumah, mereka harus melakukan apa pun untuk bertahan hidup.
"Kadang-kadang, di tengah malam, ketika mereka akan membuang 'Big Mac' yang dingin, kami akan mengambilnya dari sampah. Setelah ayah saya meninggalkan kami, semuanya kacau balau," kata Evra saat wawancara dengan BBC One.
“Sepak bola menyelamatkan saya. Ketika saya berusia 17 tahun, saya pergi ke Italia (dia pernah bermain di Marsala dan Monza sebelum bergabung dengan Nice pada 2002). Saya ingat ketika saya masuk ke kamar saya, ada baju olahraga.
"Saya menjual narkoba, saya mengemis dan saya bekerja di sebuah toko televisi. Satunya tidak benar," kata Evra.
"Saya tidak menjual televisi. Saya menelepon ibu saya dan berkata, 'Ini surga, ada orang yang menyajikan makanan kepada kami dan kami memiliki dua garpu di satu sisi dan dua pisau di sisi lain'."
Mantan pemain Monaco, Manchester United, Juventus, dan Marseille ini telah membuka masa lalunya melalui otobiografinya 'I Love This Game', surat terbuka kepada The Players' Tribune, serta wawancara lainnya.
BACA JUGA:
Dalam salah satu wawancara dengan The Times, Evra mengakui telah menjadi korban pelecehan seksual sebagai seorang anak.
"Saya tidak malu ketika saya mengakui bahwa saya merasa seperti pengecut selama bertahun-tahun karena tidak membicarakannya," kata Evra.
"Itu adalah sesuatu yang menempel di dada saya. Tapi saya tidak melakukan ini untuk diri saya sendiri, ini untuk anak-anak.
"Saya tidak ingin siapa pun merasa malu karena mengalami hal seperti itu."