5 Rivalitas Antarpemain Paling Terkenal di Sepak Bola
Ilustrasi rivalitas pemain dalam sepak bola. (Foto: Pexels/@RF._.studio)

Bagikan:

JAKARTA – Persaingan personal antarpemain sepak bola dalam pertandingan besar sangat umum terjadi. Setiap kali para pemain ini saling berhadapan, suasana bisa menjadi intens dan berakhir dengan insiden terkenal. 

Dalam sejarah sepak bola, ada banyak persaingan personal antarpemain dan insiden terkenal yang terjadi karenanya. Berikut ini ada 5 rivalitas antarpemain yang paling terkenal, seperti dilansir dari berbagai sumber:

Roy Keane vs Patrick Vieira

Musuh terbaik. Ya, kedua pemain ini adalah musuh terbaik. Di awal tahun 2000-an, Arsenal vs Manchester United akan selalu memancing emosi di antara keduanya.

Ada banyak peristiwa seperti insiden pizzagate, pertempuran Old Trafford, dll. Selama bertahun-tahun, dua pesepak bola ini yang berdiri di depan semua insiden panas itu. 

Seperti pemimpin sejati, keduanya berperang melawan satu sama lain. Penggemar Liga Premier tidak akan pernah melupakan apa yang terjadi di terowongan Highbury sebelum pertandingan antara Arsenal vs Manchester United pada tahun 2005.

Kedua pemain ini terlibat bentrok di lorong stadion. Saat ditelusuri, kejadian itu ternyata disebabkan oleh Vieira yang berusaha untuk mengintimidasi Gary Neville menjelang perebutan gelar Liga.

Meskipun wasit berhasil menenangkan situasi, situasi panas terus berlanjut dan pertandingan menghasilkan enam kartu kuning dan satu kartu merah untuk Manchester United.

Luis Suarez vs Patrice Evra

Persaingan ini dikenang karena alasan yang pahit: rasisme. Meskipun ada banyak kesadaran dan kampanye melawan rasisme, tetapi rasisme tetaplah ada.

Dalam sebuah pertandingan antara Manchester United dan Liverpool, Suarez terlibat dalam masalah setelah melakukan pelecehan rasial terhadap Patrice Evra. 

Dia mendapat teguran keras serta larangan bermain selama delapan pertandingan. Sejak saat itu, pertikaian keduanya menjadi pertikaian yang tidak padam-padam. 

Pada pertandingan selanjutnya, Suarez menolak untuk berjabat tangan dengan Evra. Akhirnya, setelah memenangkan pertandingan, Evra menghampiri Suarez dan meminta para pendukung untuk bersorak secara sinis dengan melambaikan tangan. 

Suarez yang merasa jijik meninggalkan lapangan dengan penuh amarah.

Rudi Voller vs Frank Rijkaard

Belanda dan Jerman selalu menjadi musuh bebuyutan pada tahun 1970-an dan 1980-an meskipun persaingan ini berakar dari Perang Dunia II. Rivalitas kedua negara ini semakin meningkat setelah Jerman mengalahkan Belanda pada final Piala Dunia 1974. 

Pada pertandingan babak 16 besar Piala Dunia 1990, Frank Rijkaard mendapatkan kartu kuning setelah melakukan menantang Voller. Itu adalah kartu kuning keduanya di turnamen tersebut, sehingga ia akan absen di perempat final jika Belanda berhasil mencapai babak itu.

Tidak dapat menerima hal ini, Rijkaard menyindir lawannya dengan meludahinya. Setelah itu, adu bacot yang sengit berujung pada kartu merah untuk Voller. Namun, hal ini tidak berakhir demikian.

Saat tendangan bebas, Rijkaard yang kesal berusaha menyeret Voller dan menginjak kakinya, membuat pemain Jerman itu terjatuh. Wasit turun tangan dan mengusir keduanya.

Voller yang tak bersalah sedang dalam perjalanan kembali ruang ganti ketika Rijkaard berlari ke arahnya dan meludahi rambut ikalnya. Hal ini memicu kontroversi mengenai perilaku para pemain dalam pertandingan Piala Dunia.

Pepe vs Messi

Pepe dikenal dengan tekel-tekelnya yang kasar dan tidak manusiawi. Di bawah tekanan El Clasico, Pepe cenderung melampaui batas.

Dalam sebuah pertandingan, Pepe bahkan sampai menginjak tangan Messi. Dalam pertandingan lainnya, ia bahkan terus-menerus berusaha menjatuhkan Messi dengan tekel-tekel gegabahnya. 

Terkadang Pepe juga terlihat sering melontarkan kata-kata ke telinga Messi setiap mereka saling berhadapan di lapangan.

Sergio Ramos vs Carlos Puyol

"Bersatu membela negara, bertengkar saat membela klub."

Ya, kalimat ini menggambarkan rivalitas sempurna kedua pemain itu. Di dalam tim Spanyol, mereka bermain dengan kombinasi yang sempurna. 

Meskipun mereka membantah adanya keretakan di antara mereka, pertikaian mereka di El Clasico membuktikan rivalitas di antara mereka itu ada.

Dalam banyak kesempatan, Ramos terlihat beradu mulut dengan Puyol. Suatu kali, pertengkaran itu berakhir dengan perkelahian yang buruk ketika mereka harus dilerai oleh wasit dan rekan-rekan setimnya