Bagikan:

JAKARTA – Penyelenggara IBL siap untuk risiko terburuk musim kompetisi tahun ini seiring banyaknya kasus COVID-19. Mereka bersedia menghentikan kompetisi jika ada alarm darurat dari pemerintah.

Direktur Utama IBL Junas Miradiarsyah mengatakan bahwa saat ini pihaknya punya rencana cadangan, termasuk jika kompetisi harus jalan terus tanpa penonton. Meski demikian, mereka juga siap andai ada situasi darurat yang mengharuskan kompetisi berhenti.

”Kalau misalnya ada emergency baik pemerintah pusat kemudian pemerintah daerah yang menyebabkan kami harus seperti musim 2020, kami harus siap. Intinya kami siap untuk itu,” kata Junas dalam sambungan telepon.

Seri kedua IBL musim ini yang berlangsung di Bandung diganggu lonjakan kasus COVID-19. Temuan pemain dan ofisial yang positif membuat beberapa pertandingan harus dijadwalkan ulang oleh penyelenggara.

Dengan situasi tersebut tidak menutup kemungkinan musim ini bisa berhenti di tengah jalan. IBL sendiri pernah mengalami musim kompetisi 2020 yang tidak bisa rampung karena corona yang awal-awal menyebar di Indonesia.

Junas mengatakan bahwa ia berharap situasi terburuk tidak terjadi sehingga kompetisi bisa berjalan sampai akhir.

”Mudahan tidak terjadi. Yang penting apa yang direncanakan, dan bisa kami kontrol kami lakukan sebaik mungkin. Kalaupun ada kondisi harus dihentikan kami akan melihat. Pertama emergency dari pemerintah seperti apa, kemudian arahan pemerintah setempat,” ujar Junas.

Setelah menunda tiga pertandingan pada dua hari pertama di seri kedua, IBL kembali menggelar laga secara normal pada Senin, 31 Januari 2022. Sebanyak empat pertandingan berlangsung dan masih dihadiri penonton.

IBL sendiri sudah siap andai kompetisi harus berlanjut tanpa penonton. Selain itu, IBL juga bersedia memindahkan seri tertentu ke kota lain yang lebih aman seandainya kota yang telah ditunjuk menjadi tuan rumah dalam situasi darurat.