JAKARTA – Karier pevoli berparas menawan Nurlaili Kusuma Diningrat tidak jatuh gratis dari langit. Ada sosok penting berada di balik kesuksesan atlet yang berusia 19 tahun itu.
Nurlaili banyak mendapat sorotan kamera dalam aksi-aksinya di Proliga 2022. Pemain yang memperkuat Jakarta Elektrik PLN itu tidak hanya memiliki wajah cantik, tetapi juga kemampuan mumpuni untuk menjadi andalan di tim.
Bisa bermain di kasta tertinggi voli tanah air rupanya tidak lepas dari peran sosok pelatih Risco Herlambang. Pelatih yang kini bekerja sama dengan Nurlaili di Jakarta Elektrik itu memainkan peran besar bagi kesuksesan mojang Bandung ini.
"Latihan di bawah coach Risco memang sangat berat sekali, tapi ini sudah jadi pilihan saya dan harus dipaksakan kalau ingin menjadi pemain bagus," ujar Nurlaili seperti disitat Antara, Rabu, 12 Januari.
Nurlaili Kusumah menjadi bagian dari tim voli putri Jawa Barat (Jabar) kala sukses mengamankan medali emas PON lalu. Ia juga tercatat pernah memperkuat beberapa tim di Proliga sebelum bergabung ke Jakarta Elektrik.
Jakarta BNI 46 dan Bandung Bank BJB Tandamata adalah dua tim yang pernah dibela oleh Nurlaili. Ia kemudian pindah ke Jakarta Elektrik berkat campur tangan Risco yang pernah menggemblengnya di awal karier.
Sebelum terkenal seperti sekarang, Nurlaili pernah menimbah ilmu di Wahana Express Group. Di tempat inilah pemain yang berposisi sebagai open spiker itu bertemu dengan Risco.
"Soalnya latihannya full dari Senin sampai Sabtu. Pas awal-awal masuk sempat sakit karena belum terbiasa latihan keras. Tidak sampai pingsan, hanya sesak napas sama lemas banget setelah latihan," kenang Nurlaili.
BACA JUGA:
Sepak terjang Nurlaili dalam kompetisi bola voli profesional masih seumur jagung. Dia mengawali debut sebagai pevoli saat berusia 14 tahun ketika masih duduk di bangku kelas dua SMP.
Dunia voli dikenal oleh anak dari pasangan Dandan Gunadi dan Irawati ini saat ia diminta oleh guru olahraganya untuk mengikuti ekstrakurikuler voli di sekolah. Sang guru yang mencium bakat muridnya kemudian memberi saran agar Nurlaili mengikuti pembinaan khusus bola voli biar potensinya semakin teratas.
Dari sinilah cerita Nurlaili bergabung dengan Wahana dan bertemu Risco bermula. Risco pulalah yang mengarahkannya untuk menjadi seorang open spiker.