Bagikan:

JAKARTA - Indra Qadarsih yang dikenal sebagai anggota BIP kini sudah jarang tampil di depan publik. Namun ia tidak sepenuhnya mundur dari dunia musik karena ia menggeluti musik untuk terapi kesehatan, yaitu metafakta oxytron.

Indra Qadarsih menjelaskan musik itu adalah bentuk terapi selama formatnya instrumen. Hal ini ia sadari ketika bertemu dengan Moch Subchi Al Tsani atau Mas Bechi.

“Selama ini kan kita tahu musik di industri ya. Kemaren pas gue ke Jombang ketemu Mas Bechi ternyata pada dasarnya musik itu punya fungsi terapi kalau dia instrumen. Kalau enggak ada vokal, enggak ada lirik,” kata Indra Qadarsih saat bicara dengan David Bayu.

Musik yang menjadi fungsi terapi adalah metafakta oxytron. Kata oxytron adalah singkatan dari oksigen dan elektron. Musik metafakta ini menggabungkan gelombang frekuensi yang bisa mempengaruhi tubuh manusia.

Indra menjelaskan gelombang suara menghasilkan elektromagnetik yang baik untuk pernapasan dan peredaran darah. Gelombang ini juga bisa membersihkan udara dan alam.

Melalui kanal YouTube-nya, mereka menjelaskan orang yang mengidap beberapa penyakit disarankan untuk mendengar musik oxytron di antaranya tenggorokan, GERD, batuk, demam, flu, dan sebagainya.

Ia juga menjelaskan hal yang penting adalah seseorang yang ingin sembuh lewat musik oxytron harus punya keyakinan bahwa mereka sembuh.

Menurut Mas Bechi, musik metafakta oxytron itu menghasilkan gelombang yang bisa memancing alam untuk selaras dengan manusia yang sedang mengalami sakit.

Sosok Moch Subchi Al Tsani sedang dibicarakan karena kasus pencabulan santri di Pondok Pesantren Shiddiqiyah, Ploso, Jombang. Ia diduga menggunakan proyek Metafakta Oxytron sebagai salah satu motif dalam melakukan aksinya.

Metafakta justru disalahgunakan untuk medium pencabulan. Seorang santriwati yang diduga korban pencabulan Mas Bechi menceritakan doktrin tentang ilmu metafakta yang membuatnya dilecehkan.

"Memakai ilmu metafakta mereka mengistilahkannya. Metafakta itu katanya tidak bisa dijelaskan menggunakan akal. Jadi saya harus melepas pakaian. Dan melepas pakaian itu kan tidak bisa dilogika, di luar nalar. Saya tidak mau saya tetap jawab tidak mau," ungkap korban dikutip dari kanal YouTube CNN Indonesia TV.

"Tapi dia memaksa, masih menggunakan alasan yang sama 'kalau kamu tidak mau berarti kamu masih menggunakan akal. Kamu belum menjiwai itu metafakta," sambungnya

"Dia mengatakan mau mengamalkan saya, caranya dengan melepas seluruh pakaian saya. Saya tetap jawab, saya tidak mau. Saya enggak tahu harus bagaimana, saya enggak bisa ngapa-ngapain di situ enggak ada orang sama sekali," ujar korban.

Namanya menjadi heboh lantaran ia dinyatakan tersangka sejak tahun 2019. Namun sang ayah, Kiai Muchtar Mu’thi menghalangi penangkapan polisi terhadap sang anak.

Tiga tahun berlalu, Mas Bechi masih aktif bermusik dengan Metafakta Oxytron. Tapi pada Jumat, 8 Juli, Polda Jatim disebut sudah menahan tersangka dan dibawa ke Rutan Medaeng.