JAKARTA – Memori hari ini, enam tahun yang lalu, 2 Februari 2019, grup band kenamaan Indonesia, Nidji resmi menetapkan Yusuf Ubay sebagai vokalis barunya menggantikan Giring Ganesha. Keputusan itu disambut dengan suka cita oleh penggemar Nidji di seantero Nusantara.
Sebelumnya, suara khas Giring telah menemani perjalanan panjang grup band Nidji. Giring jadi bagian penting Nidji menembus belantika musik Indonesia. Masalah muncul kala Giring mulai aktif ke dunia politik lewat Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Ia bak tak memiliki waktu manggung lagi bersama Nidji.
Upaya sukses dalam belantika musik Indonesia tak mudah. Giring Ganesha (vokal), Andi Ariel Harsya dan Ramadhista Akbar (gitar), Randy Danistha (kibor, synthesizer), Andro Regantoro (bass), serta Adri Prakarsa (drum) pernah merasakannya.
Mereka pun membentuk sebuah band pada 2002. Nidji, namanya. Band yang diambil dari bahasa Jepang berarti pelangi itu menjadikan musik sebagai wadah berkreativitas. Mereka mencoba meracik musik bernuansa rock hingga pop.
Hasilnya gemilang. Label musik kenamaan Indonesia, Musica Studios meliriknya. Nidji diberikan kontrak membuat album musik. Kepercayaan itu dibalas tuntas oleh Nidji pada 2006. Mereka mengeluarkan album perdana bertajuk Breakthru'.

Materi lagu dalam album itu sebagian besar mampu merebut pasar Indonesia. Lagu-lagu itu antara lain Hapus Aku, Sudah, Bila Aku Jatuh Cinta, hingga Disco Lazy Time. Ketenaran pun diraih oleh Nidji. Giring sebagai vokalis jadi yang paling dikenal.
Aksi panggung Giring yang enerjik kerap memancing perhatian penggemarnya. Eksistensi Nidji terus berlanjut. Kehebatan Giring sebagai penyanyi sekaligus pencipta lagu diuji kala Nidji mendapatkan proyek pembuatan lagu latar film Laskar Pelangi dan berhasil pada 2008.
Album Nidji setelahnya jadi ikut sukses. Satu-satunya yang mengganggu karier Nidji di belantika musik hanya keinginan Giring banting stir dari anak band ke dunia politik. Kendaraan politiknya PSI pula. Kondisi itu membuat Giring mengundurkan diri pada awal tahun 2018. Fokus ke karier politik jadi salah satu alasannya.
"Cukup lama (izinnya) kayak Giring bilang satu setengah tahun. Sebenarnya sih ada yang berat tapi namanya juga sebuah perjalanan, ada saja yang harus dilewati. Jadi beda pendapat itu enggak apa-apa, itu buat melengkapi.”
“Ya, memang kita sudah bersahabat bertahun-tahun jadi ya susah untuk tidak bersama-sama. Keputusan yang diambil Giring harus kita hargai, mungkin sudah jalannya seperti itu," ungkap pemain gitar Nidji, Rama sebagaimana dikutip laman Kumparan.com, 16 Januari 2018.
BACA JUGA:
Mundurnya Giring membuat band Nidji mengambil rehat manggung untuk sementara waktu. Namun, para personel dan label tetap bergerak mencari pengganti yang tepat untuk posisi vokalis. Pencarian itu tak mudah. Sosok Giring bak nyawa Nidji.
Nidji tak kehilangan akal. Mereka pun menemukan 10 kandidat sosok penyanyi yang bisa mengganti posisi Giring sebagai vokalis. Puncaknya, audisi dilakukan. Nidji pun secara resmi mengumumkan Yusuf Ubay yang notabene pernah jadi kontestan Indonesian Idol 2014 sebagai vokalis baru menggantikan Giring pada 2 Februari 2019.
Pengumuman itu dilakukan saat konser reuni Nidji bertajuk Mimpi adalah Kunci 2019 di Bandung. Terpilihnya Yusuf Ubay dianggap personel Nidji akan bawa berkah. Nidji sedang mempersiapkan album baru sekaligus pengenalan Yusuf Ubay kepada penggemar mereka. Nidji berharap dengan vokalis baru mereka dapat kembali sukses, bahkan melampaui kesuksesan semasa Giring jadi vokalis.
“Selamat datang @yusufubay29 di keluarga besar Nidji, sebagai vokalis baru yang melanjutkan perjuangan @giring yang sudah berkarya bersama kami selama 17 tahun dan sekarang giliranmu. Doa terbaik kami untukmu. Semoga perjalanmu di tahun ini dan seterusnya bersama kami selalu diberikan yang terbaik oleh-NYA, amin," tulis akun instagram resmi Nidji @nidjiofficial dua hari setelah ditetapkannya Yusuf Ubay, 4 Februari 2019.