Bagikan:

JAKARTA – Memori hari ini, 10 tahun yang lalu, 13 November 2014, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan mengajak rakyat Indonesia untuk muliakan guru. Upaya itu dilakukan supaya pemimpin bangsa makin terbuka matanya terhadap sulitnya hidup guru, khususnya guru honorer.

Sebelumnya, Anies kerap mengeluhkan urusan gaji guru yang kecil. Ia mencontohkan gaji guru honorer yang tak punya standar. Padahal, guru adalah fondasi penting untuk mencerdaskan anak bangsa.

Iwan fals pernah menelanjangi nasib guru yang kurang makmur. Ia menuangkan curahan hati terkait apesnya nasib seorang guru lewat lagu Guru Oemar Bakrie pada 1981. Nyanyian iwan Fals membuat hati teriris: tapi mengapa gaji guru Oemar Bakrie seperti dikebiri.

Pandangan Iwan Fals nyatanya masih relevan di era kekinian. Banyak di antara guru-guru masih jauh dari kata sejahtera. Apalagi, nasib guru honorer. Guru honorer bak jadi defenisi sebenarnya pahlawan tanpa tanda jasa. Jasa guru mendidik anak Indonesia tak dihargai dengan sepantasnya.

Pemasukan guru ala kadarnya. Hidup mereka sehari-hari sulit minta ampun. Mereka sebenarnya tak berdiam diri. Protes sempat dilakukan. Namun, tiada yang menanggapi dengan serius. Anies Baswedan pun mencoba menangkap keinginan guru.

Rektor Universitas Paramadina itu merasa guru tak pernah mendapatkan penghargaan yang sepantasnya. Negara dianggap belum hadir dalam menyejahterakan kaum guru. Anies menganggap kehadiran guru penting adanya. Guru adalah sosok yang mampu mempersiapkan masa depan.

Kesuksesan guru mengajar sudah tentu jadi penentu kesuksesan peserta didiknya. Anies pun mencoba meyakini pemerintah supaya kesejahteraan guru jadi prioritas. Andai ia berkuasa, Anies berjanji akan memperjuangkan nasib guru.

"Padahal, guru yang harus jadi kuncinya, bukan kurikulum. Kualitas guru harus diperbaiki. Jumlahnya juga harus ditambah. Kalau perlu, datangkan profesor untuk mengajar di sekolah dan kampus-kampus sehingga efeknya tidak hanya jangka panjang, tapi juga jangka pendek," ungkap Anies Baswedan sebagaimana dikutip laman kompas.com, 26 Maret 2014.

Pucuk dicinta ulam tiba. Anies justru mendapatkan amanat jadi Mendikbud era pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) sedari Oktober 2014. Posisi mentereng itu membuat Anies tergerak untuk dapat membantu guru-guru. Ia ingin meningkatkan kualitas dan memuliakan guru.

Anies juga mengajak seluruh rakyat Indonesia memuliakan guru pada 13 November 2014. Upaya itu supaya rakyat Indonesia ikut beramai-ramai menggerakkan hati pemimpin bangsa untuk menyejahterakan kehidupan seorang guru.

Anies Baswedan berswafoto bersama sejumlah guru. (ANTARA)

Anies melihat sendiri bawa pemerintah belum memerhatikan secara serius nasib guru. Guru bak dianggap pelengkap saja dalam aktivitas belajar-mengajar. Tak lebih. Pola itu harus segera diubah. Anies pun berjanji akan bergerak dalam menyejahterakan kaum guru.

" Cara sebuah bangsa memperlakukan guru adalah cara sebuah bangsa menyiapkan masa depan. Anda apresiasi guru hari ini, berarti Anda apresiasi masa depan. Kalau kita tidak menghargai guru, maka kita tidak sedang menghargai masa depan karena kita titipkan persiapan masa depan itu kepada para guru.”

"Kesejahteraan guru itu penting sekali. Makanya saya akan memulai gerakan memuliakan guru. Gajinya akan diperbaiki. Untuk itu kementerian ini harus mendorong ini sebagai sebuah gerakan. Urusan pendidikan adalah urusan kita semua. Siapa yang membuat kita terdidik? Guru,” ujar Anies sebagaimana dikutip laman Detik.com, 13 November 2014.