JAKARTA – Memori hari ini, dua tahun yang lalu, 11 Maret 2023, Wakil Presiden (Wapres), Ma’ruf Amin meluncurkan buku berjudul 80 Tahun Prof Dr KH Ma'ruf Amin: Kiai Wapres, Wapres Kiai. Buku yang ditulis Ahmad Baso dan kawan-kawan. Isinya memuat kiprah Ma'ruf sebelum dan saat jadi Wapres.
Sebelumnya, Ma’ruf bukan orang baru dalam dunia politik Indonesia. Ia telah memulai kariernya jadi wakil rakyat sedari Orde Baru. Belakangan ia baru memantapkan kariernya sebagai ulama kala memimpin Majelis Ulama Indonesia (MUI). Suatu jalan yang membawanya jadi Wapres.
Jejak Ma’ruf Amin sebagai ulama kesohor ke mana-mana. Ia dekat pula dengan Nahdlatul Ulama (NU). Narasi itu membuatnya mampu masuk dalam dunia politik Indonesia sebagai Wakil rakyat. Kesibukannya membela hajat hidup rakyat Indonesia pun tak membuat Ma’ruf besar kepala.
Ia terus saja menjalankan panggilan sebagai ulama. Kondisi itu membuat Ma’ruf sempat jadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden Bidang Agama era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Sisanya, karier Ma’ruf sebagian besar mengabdi kepada MUI. Ia mampu meraih posisi sebagai Ketua Umum MUI era 2015-2020. Presiden Joko Widodo dan partainya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) kepincut.
BACA JUGA:
Ma’ruf secara mengejutkan muncul sebagai cawapres Joko Widodo (Jokowi) dalam kontestasi politik Pilpres 2019. Jokowi yakin Ma’ruf dapat membantunya mengumpulkan banyak suara. Jokowi juga punya alasan sendiri terkait keunggulan Ma’ruf.
Ia menganggap Ma’ruf sebagai sosok yang bijaksana. Ma’ruf dianggap Jokowi sebagai sosok orang Banten. Ia juga Ulama. Alasan terakhirnya Ma’ruf pun memiliki cita-cita yang sama dengan Jokowi. Ma’ruf ingin membangun bangsa dan negara.
Hasilnya mengagumkan. Pasangan Jokowi-Ma’ruf jadi pemenang dalam Pilpres 2019. Artinya Jokowi-Ma’ruf diangkat sebagai Presiden dan Wapres Indonesia periode 2019-2024. Ma’ruf pun ingin bekerja maksimal membantu Jokowi.
"Kalau pada periode pertama Pak Jokowi ibarat menancapkan patok-patok pondasi, maka pada periode kedua akan membangun lebih maksimal. Karena itu, dukung Pak Jokowi dua periode," kata Ma’ruf Amin sebagaimana dikutip laman tempo.co, 21 Januari 2019.
Ma’ruf menjalani hari-harinya sebagai Wapres. Namun, pekerjaannya sebagai wapres tak selamanya mulus-mulus saja. Banyak pula yang mengkritik kinerjanya. Ma’ruf pun tak masalah dengan kritik. Ia terus saja berbuat banyak untuk negeri.
Kisah-kisah Ma’ruf sebelum dan saat jadi wapres nyatanya banyak yang menarik. kisah itu lalu dibukukan. Ahmad Baso dan kawan-kawan jadi penulisnya. Ma’ruf kemudian meluncurkan buku 80 Tahun Prof Dr KH Ma'ruf Amin: Kiai Wapres, Wapres Kiai pada 11 Maret 2023. Peluncuran itu dilakukan di Grand Ballroom Hotel Kempinski, Jakarta Pusat.

Tamu-tamu dalam peluncuran buku bejibun dari Jusuf Kalla hingga Sri Mulyani. Apalagi, tanggal pelucuran bertepatan dengan hari ulang tahun Ma’ruf ke-80. Ma’ruf berharap buku itu dapat bermanfaat bagi orang banyak.
Kisah-kisah di dalamnya banyak pula memuat fakta yang tak banyak orang tau sebelumnya. Utamanya, detail kala ia diminta mendampingi Jokowi.
“Di halaman 319 hingga 320 dalam publikasi ini diceritakan, suatu sore, 9 Agustus 2018, Megawati Soekarnoputri menelepon Kiai Ma’ruf Amin dengan inti percakapan para pimpinan partai sepakat hendak memilihnya mendampingi Jokowi sebagai calon wakil presiden (cawapres) pada Pilpres 2019. Antara percaya dan tidak percaya, Amin menjawab: Insya Allah, Bu Mega.”
“Saat kabar itu datang, media massa masih gencar memberitakan Mahfud MD sebagai cawapres. Kesepakatan para pemimpin partai koalisi juga diceritakan cukup singkat. Tak butuh waktu lama untuk sepakat dan menandatangani dokumen untuk disetor ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Dalam dokumen itu telah ditetapkan, Kiai Ma’ruf Amin sebagai cawapres mendampingi Jokowi,” ujar Inggra Parandaru dalam tulisannya di harian Kompas berjudul Peran ‘Langit’ Wapres Ma’ruf Amin (2023).