Bagikan:

JAKARTA - Minyak goreng sempat jadi barang yang paling dicari pada awal 2022. Kondisi itu terjadi karena minyak goreng langka. Harganya mahal pula. Barang siapa yang ingin mendapatkan minyak, niscaya mereka harus antre berjam-jam di toko ritel.

Segenap rakyat Indonesia geram bukan main ke pemerintah. Zulkifli Hasan (Zulhas) putar otak. Menteri Perdagangan (Mendag) itu tergerak memutus mata rantai kelangkaan minyak goreng. Ia menggelorakan munculnya produk minyak goreng murah. MinyaKita, namanya.

Penularan virus Korona memang sudah menurun pada awal 2022. Namun, masalah yang diakibatkan terus hadir. Ambil contoh minyak goreng yang kian langka di pasaran, dari minyak goreng curah, minyak goreng kemasan sederhana, dan minyak goreng premium.

Kemendag pun sempat menyalahkan panic buying (panik dalam belanja) yang dilakukan masyarakat. Kelangkaan minyak goreng sudah tak terbendung. Kemendag merasa aneh. Empunya kuasa merasa stok minyak goreng untuk dalam negeri melimpah.

Zulkifli Hasan saat meresmikan peluncuran minyak goreng rakyat dengan jenama MinyaKita di Kementerian Perdagangan, Jakarta (6/7/2022). (Biro Humas Kemendag). (

Mereka jadi menganggap ada permainan mafia minyak goreng sebagai penyebab kelangkaan. Mafia minyak goreng dianggap menyelundupkan minyak ke industri-industri, kemudian luar negeri. Kemendag pun berusaha mengurangi kelangkaan dan mahalnya harga minyak goreng.

Empunya kuasa mengeluarkan aturan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk menjaga ketersediaan minyak goreng pada 1 Februari 2022. Minyak goreng curah ditetapkan sebesar Rp11.500 per liter. Minyak goreng kemasan sederhana Rp13.500 per liter.

Terakhir, minyak goreng kemasan premium Rp14.000 per liter. Aturan itu sempat membuat harga minyak goreng turun sejenak. Kondisi kelangkaan pun balik lagi setelahnya. Respons pemerintah justru menuai kecaman.

Alih-alih menelusuri mafia minyak goreng, mereka justru bertindak seperti orang kalah. Pemerintah bak menyerah dengan mencabut aturan soal HET. Kondisi itu membuat harga minyak goreng kemasan ditentukan dengan mekanisme pasar.

Minyak goreng berharga mahal muncul di mana-mana. Kecaman dan kritik kepada pemerintah tak terbendung. Segenap rakyat meminta Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi muncul. Menteri itu dianggap sudah gagal.

"Ada orang-orang yang tidak sepatutnya mendapatkan hasil dari minyak goreng ini. Misalnya minyak goreng yang seharusnya jadi konsumsi masyarakat masuk ke industri atau diselundupkan ke luar negeri. Yang terjadi ketika kebanyakan dari minyak tidak bisa dipertanggungjawabkan, makanya terjadi kemiringan tersebut.”

"Dengan permohonan maaf, Kemendag tidak dapat mengontrol karena ini sifat manusia yang rakus dan jahat. Di kemudian hari saya mintakan kepada Satgas Pangan untuk melawan orang-orang mafia-mafia ini yang rakus dan jahat ini kita mesti bersama-sama untuk kita kerjakan," ungkap Lutfi sebagaimana dikutip laman kompas.com, 18 Maret 2022.

Hadirnya MinyaKita

Posisi Lutfi terancam. Ia dianggap tak bisa mengubah keadaan. Ia lalu digantikan dengan Zulhas sebagai Mendag pada 15 Juni 2022. Namun, pergantian itu tak membuat urusan minyak goreng langka dan mahal langsung terkendali. Zulhas coba putar otak. Ia mulai memikirkan langkah untuk dapat mengurangi kelangkaan.

Terobosan dilakukan. Ia berinisiatif menghadirkan minyak goreng murah inisiatif kemendag. Ia kemudian memperkenalkan jenama MinyaKita pada 6 Juli 2022. Kemendag mengeluarkan minyak goreng curah kemasan sederhana itu berharga Rp13.000 per liter – HET kala itu Rp14.000.

Kemendag pun menggandeng dua produsen swasta untuk memproduksi MinyaKita, PT Best Agro Internasional dan PT Panca Nabati Prakarsa. Sisanya produsen swasta lainnya masih diseleksi untuk memproduksi MinyaKita.

Zulhas berharap kehadiran MinyaKita bisa buat distribusi minyak goreng tetap sasaran. Ia juga ingin supaya MinyaKita dapat mengurangi potensi penyalahgunaan atau penyelewengan. Kehadiran MinyaKita sempat disambut dengan antusias.

Masyarakat berharap bisa mendapatkan MinyaKita dengan harga terjangkau. Namun, kehadiran MinyaKita justru disambut dengan masalah. Masalah pendistribusiannya yang belum merata jadi utama. Ambil contoh kawasan Indonesia Timur belum kebagian.

Potret kemasan MinyaKita yang beredar di pasaran. (Biro Humas Kemendag)

Masalah lainnya pemerintah tak benar-benar bisa menjaga harga MinyaKita berada di bawah HET. Banyak ditemukan harga MinyaKita justru melampau HET. Kontroversi selanjutnya, MinyaKita bak dijadikan alat kampanye politik.

Zulhas sendiri melakukan tindakan kontroversial bagi-bagi MinyaKita dalam kampanye anaknya, Futri Zulya Safitri caleg PAN dapil Lampung I dalam Pileg 2024. Ia juga berjanji kepada mereka yang memilih anaknya akan diberikan MinyaKita lagi.

Kondisi itu menghadirkan konflik kepentingan. Zulhas adalah pejabat negara. Sekalipun ia memang berstatus sebagai Ketua Partai Amanat Nasional (PAN). Zulhas pun menegaskan MinyaKita sudah dibeli dulu Futri bukan stok Kemendag. Namun, rakyat tak berhenti mengecamnya.

"Kemarin itu hari Sabtu, kan acaranya jelas. Bukan baru di partai politik, saya kan ketua umum partai duluan jadi menterinya belakangan. Sudah bertahun-tahun ada PANsar murah, makanya di Sabtu hari libur.”

"Cuma ada satu yang nyelonong kan, itu biasa jadi menteri ada yang pro dan kontra, politik juga. Saya harus membatasi diri diminta teman-teman untuk membaca pidato yang sudah tertulis," ujar Zulhas sebagaimana dikutip laman detik.com, 14 Juli 2022.