Talaga Bodas Ditetapkan Sebagai Pariwisata Andalan Hindia Belanda dalam Sejarah Hari Ini, 4 Februari 1934
Keindahan Talaga Bodas pada masa pemerintah kolonial Hindia Belanda. (Wikimedia Commons)

Bagikan:

JAKARTA – Sejarah hari ini 89 tahun yang lalu, 4 Februari 1934, Gubernur Jenderal, Bonifacius Cornelis de Jonge menetapkan Talaga Bodas, Garut sebagai objek wisata andalan Hindia Belanda. Penetapan itu dilakukan seiring banyaknya pelancong luar negeri yang menikmati keindahan Talaga Bodas.

Sebelumnya, pariwisata Hindia Belanda berkembang pesat dari mulut ke mulut. Puncak ketenaran ditandai dengan kemunculan Badan Pariwisata Hindia Belanda, VTV. Tugas VTV antara lain adalah mempromosikan secara masif pariwisata Nusantara.

Pariwisata Hindia Belanda telah kesohor sejak dulu kala. Kehadiran pelancong dari dalam dan luar negeri yang menuliskan kisah perjalanan jadi muaranya. Ajian itu buat pariwisata di Nusantara berkembang dari mulut ke mulut.

Pihak swasta -pemilik bisnis penginapan hingga biro perjalanan- melihat langkah itu sebagai sebuah celah bisnis baru. Mereka pun bergerak mempromosikan pariwisata Nusantara. Ragam tempat wisata yang dirasa menjanjikan untuk pariwisata mulai digembar-gemborkan keindahannya iklan-iklan.

Namun, pihak swasta merasa promosi yang dilakukan tak maksimal. Mereka membutuhkan pemerintah untuk bersama-sama membesarkan pariwisita Hindia. Akhirnya, pihak swasta dan pemerintah mulai menggagas gerakan yang lebih besar dan terukur.

Talaga Bodas ditetapkan sebagai pariwisata andalan Hindia Belanda pada 4 Februari 1934. (Wikimedia Commons)

Gagasan itu membuat Vereeniging Toeristenverkeer (VTV) resmi berdiri pada 13 April 1908. Kehadiran Badan Pariwisata HindiaBelanda itu membuat pariwisata Nusantara bergairah. Pun dengan kuasa VTV banyak di antara fasilitas pariwisata dioptimalkan.

“Gagasan yang berasal dari masyarakat terkait dengan kegiatan pariwisata di Hindia diwujudkan melalui organisasi VTV. Unsur pemerintah terutama pemerintah pusat dan swasta terlihat jelas dalam organisasi VTV yang dibentuk pemerintah Hindia Belanda untuk mengatur kegiatan pariwisata.

Organisasi VTV menjadi organisasi penting dalam kegiatan pariwisata karena berhubungan dnegan berbagai pihak baik di dalam maupun di luar negeri yang menjadi pendukung kegiatan pariwisata di Hindia,” ungkap Achmad Sunjayadi dalam buku Pariwisata di Hindia Belanda 1891-1942 (2019).

Kehadiran VTV membuahkan hasil. Banyak tempat pariwisata di Hindia Belanda terangkat dan diminati banyak pihak. Dari kerindangan pegunungan hingga candi-candi Nusantara. Namun, Belanda tak cepat puas. Mereka terus mencari dan menggali lokasi pariwisata baru yang mampu mendatangkan banyak pelancong.

Talaga Bodas, misalnya. Danau yang berada di Garut itu dianggap memiliki nilai jual tinggi bagi dunia pariwisata Nusantara. Belanda pun kepincut dengan keindahannya sampai Gubernur Jenderal Hindia Belanda Bonifacius Cornelis de Jonge turun tangan.

Talaga Bodas, Garut pada masa sekarang. (Istimewa)

De Jonge kemudian menetapkan Talaga Bodas sebagai salah satu pariwisata andalan Hindia Belanda pada 4 Februari 1934. Penetapan itu sebagai bentuk apresiasi karena keindahan Talaga Bodas mampu memberikan pengalaman yang tak terlupakan kepada pelancong yang datang.

“Talaga Bodas yang kala itu menjadi primadona wisata alam banyak dikunjungi oleh wisatawan asal Eropa. Saking terkenalnya, pada 4 Februari 1934, Gubernur Jenderal Hindia Belanda saat itu mengeluarkan keputusan untuk menjadikan Talaga Bodas sebagai salah satu objek wisata.”

“Sebagai upaya promosi, selain membuat dalam bentuk kartu pos karya Thilly, detail peta dan jalur menuju kawasan wisata pun dibuat dalam bentuk buku. Sejak saat itu, banyak turis asing yang berdatangan sambil berkuda ke Wanaraja, Garut,” ungkap Pepen Irpan Fauzan dalam buku K.H. Aceng Zakaria: Ulama Persatuan Islam (2021).