Sejarah Hari Ini, 13 April 1908: Badan Pariwisata Pemerintah Hindia-Belanda Berdiri
Halaman sampul album foto yang dipersembahkan oleh Badan Pariwisata Hindia Belanda kepada Gubernur Jenderal A.C.D de Graeff pada 12 September 1931. (Wikimedia Commons)

Bagikan:

JAKARTA – Sejarah hari ini, 114 tahun yang lalu, 13 April 1908, badan pariwisata milik pemerintah Hindia-Belanda Vereeniging Toeristenverkeer (VTV) resmi berdiri. Upacara peresmiannya pun dilakukan di Hotel Des Indes, Batavia.

Kehadiran badan ini jadi bukti bahwa pemerintah kolonial tak melulu mengeksploitasi hasil bumi, tapi turut juga mengekploitasi potensi wisata untuk memperoleh keuntungan. Apalagi VTV sendiri dianggap tonggak awal mendunianya pariwisata milik bumi Nusantara.

Keindahan bumi Nusantara laksana magnet yang mampu mendatangkan wisatawan. Narasi itu telah dituturkan dari mulut ke mulut oleh pelancong yang pernah berkunjung ke Hindia-Belanda. Namun, pariwisata Indonesia sampai awal 1900-an belum dikelola dengan serius. Akses informasi untuk melangsungkan kunjungan sedikit dan terbatas. Kalaupun ada tentu mereka kalangan kaya dan sangat kaya saja yang dapat mengaksesnya.

Hotel Des Indes, salah satu hotel terbaik di Batavia pada masa Hindia Belanda. (Wikimedia Commons)

Pemerintah kolonial Belanda pun melihat masalah itu cukup pelik. Mereka pun mencoba melakukan gebrakan. Gagasan mengembangkan pariwisata dipilihnya sebagai ajian. Tindakan itu dilakukan supaya pelancong dari luar negeri mau berlibur ke Hindia-Belanda.

Pemerintah pun mencanangkan kelahiran sebuah badan pariwisata. VTV namanya. VTV didirikan pada 13 April 1908. Pendiriannya jadi tonggak sejarah baru. Pun peresmiannya dilakukan di salah satu hotel terbaik yang dimiliki oleh Hindia-Belanda, Hotel Des Indes, Batavia. Badan itulah yang kemudian memiliki peranan aktif dalam memajukan pariwisata.

Mereka melakukan promosi pariwisata Nusantara di dalam negeri maupun luar negeri. Utamanya, di Belanda. Mereka ingin orang-orang dari Kampung Halamannya dapat datang dan menikmati keindahan bumi Nusantara. Karenanya, pariwisata menjadi sektor pemasukan Belanda yang baru selain sektor pertambangan dan perkebunan. 

“Vereeniging Toeristenverkeer (VTV) secara resmi berdiri berdasarkan Gouvernement Besluit tanggal 13 April 1908 No. 13 di Weltevreden, Batavia. Upacara peresmiannya diselenggarakan di Hotel Des Indes yang letaknya tak jauh dari kantor Gubenur Jenderal Van Heutsz. Sebagai sekretaris diangkat J.M. Plante Febure de Villeneuve yang merupakan redaktur –koran-- De Locomotief.”

Turis-turis asing yang menginap di Hotel Des Indes, Batavia. (Wikimedia Commons)

“Gagasan yang berasal dari masyarakat terkait dengan kegiatan pariwisata di Hindia diwujudkan melalui organisasi VTV. Unsur pemerintah terutama pemerintah pusat dan swasta terlihat jelas dalam organisasi VTV yang dibentuk pemerintah Hindia-Belanda untuk mengatur kegiatan pariwisata. Organisasi VTV menjadi organisasi penting dalam kegiatan pariwisata karena berhubungan dnegan berbagai pihak baik di dalam maupun di luar negeri yang menjadi pendukung kegiatan pariwisata di Hindia,” ungkap Achmad Sunjayadi dalam buku Pariwisata di Hindia-Belanda 1891-1942 (2019).

Boleh jadi pundi-pundi pendapatan yang menggiurkan dari sektor pariwisata yang membuat VTV eksis. Akan tetapi, VTV memiliki tujuan lainnya yang terselubung. Mereka ingin pelancong dari luar negeri tak saja melihat dan menikmati keindahan dari Nusantara.

VTV juga berharap supaya pelancong dapat membawa kabar ke negaranya bahwa Belanda begitu peduli pada kesejahteraan dan kepentingan seluruh warga Hindia-Belanda. Sekalipun Belanda sendiri justru membeda-bedakan dan menganaktirikan kaum Bumiputra.

Sederet promosi pariwisata dilakukan secara maksimal. Pariwisata Nusantara pun dapat terangkat karenanya. Sebab, VTV menggunakan segala macam medium untuk menarik pelancong. Antara lain lewat kartu pos, brosur, hingga buku panduan wisata.

Suasana Hotel Des Indes, Batavia pada tahun 1901. (Wikimedia Commons)

“Penggunaan kartu pos, buku panduan pariwisata, dan brosur sebagai bahan promosi wisata merupakan awal dari suatu cara pandang populer pada masa itu. Buku panduan wisata tersebut sebagian besar diterbitkan sebuah badan yang mengurusi promosi turisme di Hindia-Belanda, Vereeniging Toeristenverkeer (VTV).”

“Badan turisme ini didirikan pada tanggal 13 April 1908 di Batavia dengan besluit yang ditanda tangani oleh Gubernur Jenderal Van Heutsz. Mulai saat itu Pemerintah Hindia-Belanda mengatur (atau memonopoli) ke mana saja para turis itu harus berkunjung dan objek apa saja harus dilihat. Oleh karena itu, mereka memerlukan foto-foto berkualitas untuk menunjang buku panduan pariwisata, brosur, dan kartu pos yang mereka terbitkan,” tutup Achmad Sunjayadi kembali dalam Jurnal Wacana berjudul Mengabadikan Estetika (2008), mengenai VTV yang menjadi bagian dari sejarah hari ini 13 April 1908 di Indonesia.