Peresmian Maskapai Pelayaran Belanda Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM) dalam Sejarah Hari Ini, 4 September 1888
Kapal milik KPM, perusahaan pelayaran Belanda di Nusantara yang didirikan pada 4 September 1888. (Wikimedia Commons)

Bagikan:

JAKARTA – Sejarah hari ini, 134 tahun yang lalu, 4 September 1888, maskapai pelayaran Belanda, Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM) resmi berdiri. Kehadirannya diharapkan jadi andalan dalam mengangkut hasil bumi dari Nusantara. pun diharapkan dapat mengalahkan perusahaan pelayaran Inggris.

Tujuan KPM bermuara pada satu hal: keuntungan. Investasi pemerintah kolonial Belanda tak main-main. mereka melakukan investasi besar-besaran untuk membangun banyak pelabuhan di seluruh pelosok negeri.

Penjajahan Nusantara adalah kunci utama Belanda menjelma menjadi bangsa besar. Empunya kuasa pun mencoba menaklukkan tiap kerajaan yang ada di Bumi Pertiwi. Mereka ingin memonopoli perdagangan rempah di seluruh pelosok negeri. Keinginan itu pun tercapai.

Perang, adu domba, hingga persahabatan jadi strategi utama untuk memonopoli perdagangan. Sekalipun dalam waktu yang cukup lama. Alias butuh waktu bertahun-tahun. Dari maskapai dagang Belanda, VOC beroperasi sampai dengan digantikan oleh pemerintah kolonial Hindia-Belanda.

Belanda berhasil memopoli kekayaan yang terkandung dalam Bumi Pertiwi. Belakangan masalah muncul. Belanda tak memiliki maskapai pelayaran yang andal. Perusahaan pelayaran dari Jerman dan Inggris justru jadi pilihan. Artinya, keuntungan justru banyak direbut oleh perusahaan luar.

Kapal milik perusahaan pelayaran Belanda, KPM sedang bersandar di pelabuhan. (Wikimedia Commons)

Apalagi banyak perdagangan di daerah yang luas banyak ditarik ke arah Singapura. Belanda pun bersiasat. Namun, jarang menemukan paduan solusi yang tepat.  

“Pada pertengahan tahun 1880-an, pimpinan dua maskapai pelayaran Belanda sepakat bahwa mereka akan menderita dalam persaingan dengan perusahaan pelayaran Inggris dan Jerman yang berpangkalan di Singapura sebelum mereka menguasai perdagangan antar-pulau.”

“Perusahaan pelayaran Inggris dan Jerman telah melayani pelayaran antara Sumatra Uytara dan Singapura untuk melayani perdagangan tembakau yang sangat menguntungkan dan memperoleh tambahan muatan barang pengalihan dari kapal uap orang China yang melayani kepulauan Nusantara lainnya,” ungkap H.W. Dick dalam buku Industri Pelayaran Indonesia: Kompetisi dan Regulasi (1989).

Pada akhirnya ide mendirikan maskapai pelayaran Belanda, KPM pun jadi solusi. KPM berdiri pada 4 September 1888. Armada pertamanya berjumlah 13 kapal. Perlahan-lahan KPM mulai menambah armada sedikit demi sedikit.

KPM pun mulai melancarkan operasi memonopoli perdagangan antar pulau Nusantara. KPM jadi tak tertandingi. Sampai kemudian KPM yang awalnya fokus membawa barang mengembangkan sayapnya dengan menjadi kapal penumpang.

“Perusahaan baru tersebut akhirnya berdiri pada 4 September 1888 dengan nama Koninklijk Paketvaart Maatschappij (Perusahaan Pelayaran Kerajaan, disingkat KPM). Tujuannya: untuk menunjukkan kekuatan dan ketegasan kekuasaan Belanda di Kepulauan Hindia Belanda.”

“Dan memperluas serta memperkuat perdagangan antara pelabuhan-pelabuhan di Hindia Belanda dan negara induk (Belanda) dan semua bagian dunia lainnya. Berdasarkan kontrak, KPM, yang memulai operasinya pada 1 Januari 1891, memonopoli pelayaran untuk kegiatan impor dan ekspor di jalur subsidi,” tutup Edward Lamberthus Poelinggomang dalam buku Makassar Abad XIX (2016).

Peresmian KPM menjadi catatan sejarah hari ini, 4 September 1888 di Nusantara.