Bagikan:

JAKARTA – Memori hari ini, tujuh tahun yang lalu, 13 Juni 2015, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Tol Cikopo -Palimanan (Cipali). Peresmian Tol Cipali membawa banyak harapan. Antara lain jalan bebas hambatan itu dapat memangkas waktu perjalanan. Sekalipun pembangunannya agak terlambat.

Tol Cipali sebenarnya sudah dirancang sejak Orde Baru. Namun, mimpi punya Tol Cipali harus pupus. Kehadiran resesi ekonomi adalah musibah yang tak diperhitungkan. Pembangunannya pun mangkrak dalam waktu lama.

Resesi ekonomi adalah masalah yang paling ditakutkan oleh seluruh dunia. Indonesia, salah satunya. Eksistensi Indonesia dalam peta dunia dapat rontok seketika. Pun kehadiran resesi dapat membawa kejatuhan bagi siapa saja yang pernah berada di tajuk kepemimpinan. Soeharto pernah merasakannya.

Rezim Orde Baru rontok karena resesi ekonomi 1997-1998. Keadaan ekonomi Indonesia yang morat-marit karena resesi berdampak kepada seluruh sektor. Pengangguran meningkat. Demikian pula perusahaan-perusahaan nasional tercancam gulung tikar.

Gerbang Cikopo yang manjadi awal dari Tol Cipali. Gerbang Cikopo saat ini sudah tidak difungsikan. (Wikimedia Commons)

Resisi kemudian berdampak langsung kepada agenda pembangunan nasional. Segala macam jenis proyek unggulan jadi mangkrak. Pembangunan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) yang telah dirancang dan direncanakan dari 1990-an terkena imbasnya. Periode itu sungguh menyakitkan. Tapi lebih menyakitkannya lagi tiada pemimpin bangsa yang melanjutkan proyek Cipali selepas Soeharto.

Pembangunan tol itu tak mendapatkan kepastian, bahkan sampai melewati empat pemerintahan presiden yang berbeda-beda pasca Soeharto. Tol Cipali baru digodok secara serius ketika Presiden Jokowi hadir di pucuk kepemimpinan.

“Ruas Tol Cipali sendiri dirancang dan dibangun dengan melewati 6 pemimpin republik sejak Soeharto menjabat presiden. Bertahun-tahun ruas tol tersebut mangkrak, dan hak pengelolaannya berpindah dari satu tangan ke tangan yang lain, melibatkan urusan bisnis dan politik yang rumit.”

“Akibatnya, mimpi lama negeri untuk memiliki jalan tol yang menghubungkan pulau paling padat di Indonesia, dari ujung barat hingga ujung timur, tak kunjung terwujud. Tiap tahun, orang tersiksa saat memasuki musim lebaran dan musim libur massal. Masyarakat praktis tak punya gambaran kapan mimpi itu menjadi nyata,” ungkap Alois Wisnuhardana dalam buku Cerita dari Sudut Istana (2019).

Salah satu ruas Tol Cipali menjelang pintu keluar Kalijati di wilayah Kabupaten Subang, Jawa Barat. (Wikimedia Commons)

Penantian panjang akhirnya terjawab. Ruas tol yang menghubungkan Cikopo di Purwakarta, Jawa Barat dan Palimanan, Cirebon, Jawa Barat selesai dibangun. Pembangunan Tol Cipali merupakan kelanjutan dari proyek Tol Jakarta-Cikampek yang jadi bagian dari proyek Tol Jakarta-Palimanan. Tol itu memiliki jauh lintasan mencapai 116 kilometer.

Presiden Jokowi pun segera meresmikan Tol Cipali pada 13 Juni 2015. Jokowi berharap kehadiran Tol Cipali dapat memberikan nilai tambah bagi negera. Pun kehadiran Cipali dapat jadi pemicu peningkatan ekonomi lokal.

“Menurut jadwal, Sabtu pekan lalu Presiden Joko Widodo meresmikan jalan tol Cikopo-Palimanan (Cipali), yang dipersiapkan untuk memperlancar arus mudik Lebaran. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono sempat menyatakan rencana itu akan mundur dari rancangan semula, tapi kemudian diralat. Basuki mengungkap atas arahan Presiden, seusai peresmian, jalan tol ini bakal langsung digunakan,” tertulis dalam laporan Majalah Tempo berjudul Jalan Tol Cipali Dibuka (2015).