Sejarah Tol Cipali: Digagas Soeharto, Dibangun SBY, Diresmikan Jokowi
Ruas Tol Cipali (Sumber: Wikimedia Commons)

Bagikan:

JAKARTA - Delapan orang tewas dalam kecelakaan di Tol Cikopo-Palimanan (Cipali). Konstruksi jalan jadi sorotan. Tol Cipali tergolong baru. Diresmikan 13 Juni 2015, Cipali tercatat sebagai tol dengan ruas terpanjang di Indonesia. Cipali juga mencatatkan sejarah panjang sebelum pembangunan dimulai.

Nama Cipali diambil sebagai akronim dari wilayah-wilayah yang dihubungkan, yakni Cikopo di Purwakarta, Jawa Barat dan Palimanan, Cirebon, Jawa Barat. Melintas hingga 116 kilometer, pembangunan Tol Cipali merupakan kelanjutan dari proyek Tol Jakarta-Cikampek yang jadi bagian dari proyek Tol Jakarta-Palimanan.

Karenanya, titik nol kilometer Tol Cipali adalah Cawang, Jakarta. Dan tol ini termasuk dalam kategori Tol Trans Jawa yang menghubungkan Merak, Banten hingga Banyuwangi, Jawa Timur.

"Tol Cipali merupakan bagian dari proyek Jalan Tol Trans Jawa yang melewati lima kabupaten di Jawa Barat, yaitu Kabupaten Purwakarta, Subang, Indramayu, Majalengka, dan Cirebon. Tol ini memiliki 99 jembatan terhubung dengan Tol Jakarta-Cikampek dan Jalan Tol Palimanan-Kanci," ungkap Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono di laman resmi Kementerian PUPR.

Dikutip dari buku Cerita dari Sudut Istana (2019) tulisan Alois Wisnuhardana, Jalan Tol Cipali merupakan delapan proyek strategis yang memiliki riwayat pembangunan tersendat-sendat, bahkan telah melewati banyak periode kepresidenan. Gagasan dilahirkan di era pemerintahan Presiden Soeharto. Namun, penyelesaian Tol Cipali baru dicapai di periode pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Ruas Tol Cipali (Sumber: Wikimedia Commons)

“Sejarah pembangunan ruas ini melewati enam kepemimpinan RI. Ide pembangunan Tol Cipali sudah ada di era kepemimpinan Presiden Soeharto. Hal itu tercatat didata Dinas Bina Marga Kabupaten subang sejak 1996. Namun sayangnya proyek tersebut mandek akibat krisis moneter yang terjadi pada 1998,” tulis Alois.

Pembangunan Tol Cipali dimulai di pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2004-2014). Otoritas mengaku mengalami berbagai kendala,  terutama perihal pembebasan lahan warga. Setelah Jokowi terpilih pada 2014, Jokowi yang fokus infrastruktur menggenjot pembangunan Tol Cipali. Hasilnya, proyek tol terpanjang tersebut mampu diselesaikan dua bulan lebih cepat dari target awal.

“Jokowi meresmikan penggunaan jalan tol ini pada 13 Juni 2015, sehingga ruas tol JTTJ yang paling berat dan menantang dari sisi nilai investasi, panjang jalan, keruwetan organisasi perusahaannya, kinerja perusahaan yang membangun, dan silang sengkarut aturannya dapat teratasi,” tambah Alois.

Kecelakaan Tol Cipali

Senin dinihari, 10 Agustus, kecelakaan terjadi di Tol Cipali kilometer 184. Delapan orang meninggal dunia. Kapolda Jawa Barat Irjen Rudy Sufahriadi menjelaskan, kecelakaan bermula ketika Micro Bus Elf D-7013-AN berpindah jalur ke jalur berlawanan.

Elf yang diisi 16 orang kemudian menabrak Toyota Rush berpenumpang empat orang. Menurut perkembangan kabar terakhir, 10 Agustus, pukul 11.00 WIB, selain korban tewas, ada satu orang luka berat. 14 lainnya luka ringan. Seluruh korban tewas dibawa ke Rumah Sakit Arjowinangun, Cirebon, Jawa Barat. Polisi masih melakukan penyelidikan.

Kecelakaan ini memperpanjang tragedi kelam di Tol Cipali yang bahkan tercatat sejak beberapa pekan beroperasi. Laporan Majalah Tempo berjudul Jalan Tol Cipali Akan Jadi Standar Kualitas (2015) mencatat, tak sampai sebulan --14 Juni hingga 7 Juli-- sejak diresmikan, telah terjadi 54 kecelakaan di Tol Cipali.

“Terakhir, pada Juli 2015, mobil Daihatsu Gran Max berpenumpang sebelas orang menghantam truk pengangkut semen cair di Kilometer 178. Dalam musibah tersebut tujuh orang meninggal dan empat terluka parah,” tertulis.

Kelaikan operasi dan sertifikat Jalan Tol Cipali juga kerap dipertanyakan. Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono kala itu menyatakan tak ada masalah konstruksi di Jalan Tol Cipali. Basuki menilai kecelakaan lebih banyak disebabkan kelelahan pengemudi, mengingat panjangnya rute Tol Cipali.

“Pertama, Kecelakaan itu bukan karena geometri atau kondisi jalan. Kedua, kecelakaan terjadi pada titik-titik jauh, yang memungkinkan ketika itu si pengemudi mulai lelah. Kecelakaan fatal sendiri banyak terjadi dari arah Cirebon ke jakarta, yang ditengarai dialami pengemudi dari Surabaya, Yogyakarta, dan Semarang. Mungkin mereka yang sedang menjajal jalan tol baru ini kelelahan,” ucap Basuki dikutip Majalah Tempo.

Kendati demikian, saat itu Basuki telah menimbang beragam langkah supaya angka kecelakaan menurun. Beberapa di antaranya dengan memberikan peringatan singkat kepada pengendara di pintu masuk tol, memberi kopi panas, juga dengan patroli polisi. “Kalau ada nguing-nguing yang ribut begitu kan pengemudi jadi melek,” ucap Basuki.