Kaleidoskop 2020: Fenomena Candu Drama Korea
Lustrasi. (Raga Granada/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Aktivitas menonton drama Korea mengalami peningkatan di tengah pandemi COVID-19. Drama korea atau populer dengan sebutan Drakor, tidak hanya digemari para penggemar Korea, tetapi juga masyarakat awam. 

Saat pandemi melanda, masyarakat dituntut untuk melakukan segala aktivitas di rumah. Mereka mencari pilihan hiburan yang dapat diakses dengan mudah dan efektif. Drama Korea jadi jawabannya.

Antusiasme itu mulai terasa saat masyarakat menggilai drama Korea bertajuk The World of the Married pada Maret tahun ini. Produksi JTBC ini menceritakan pasangan suami istri, Lee Tae Oh (diperankan Park Hae Joon) dan Ji Sun Woo (Kim Hee Ae) yang menghadapi masalah setelah sang suami ketahuan berselingkuh dengan perempuan bernama Yeo Da Kyung (Han So Hee).

Redaksi VOI pernah mengulas detail sepak terjang Drama Korea khususnya selama Pandemi COVID-19. Tulisan dari tim redaksi kami beri judul "Selamat Datang bagi Anda Para Penonton Baru Drakor Angkatan Pandemi"

Konflik rumah tangga yang terus berkembang sejak awal episode membuat penonton Indonesia mengekspresikan emosi mereka. Psikolog klinis, Nadya Prameswari menjelaskan kepada VOI, secara umum, drama memiliki kemampuan untuk menguras emosi. Hakikatnya, manusia adalah makhluk emosional sehingga terlepas dari apa jenis tontonannya, masyarakat pasti memberikan respons terhadap apa yang ia saksikan.

Selain itu, konflik yang disajikan drama Korea dapat membangun hubungan dengan apa yang dirasakan penonton. Contohnya The World of the Married yang menghadirkan kisah rumah tangga dari berbagai sudut pandang. Penonton bisa merasa emosional karena mereka pernah atau sedang menjalani hubungan asmara atau rumah tangga.

Respons Emosional Akibat Menonton Drama Korea

Pelampiasan emosi itu dilakukan masyarakat Indonesia dengan berbagai cara. Kekesalan masyarakat terhadap karakter Yeo Da Kyung membuat akun Instagram Han So Hee didominasi komentar hujatan dan nada negatif lainnya. Kata 'pelakor' pun sempat menjadi viral di Korea Selatan akibat media sosial Han So Hee yang dipenuhi dengan kata tersebut.

Penyebaran The World of the Married semakin bertambah setelah hak tayang drama ini dibeli oleh salah satu saluran televisi lokal di Indonesia. Alhasil, tidak hanya kalangan penggemar muda, yang tua pun tidak lepas dari perdebatan secara daring. Mereka sering berdebat seputar adegan yang terjadi dalam The World of the Married. Ada pihak yang memilih agar Ji Sun Woo meninggalkan Lee Tae Oh. Di sisi lain, tidak sedikit yang mendukung keduanya bersatu meskipun Lee Tae Oh berselingkuh.

Adu argumen penonton mengenai drama Korea memang tidak ada habisnya. Start-Up, salah satu drama terbaru produksi tvN juga menjadi sumber perdebatan. Drakor ini menceritakan Nam Do San (Nam Joo Hyuk) yang membangun perusahaan bersama Seo Dal Mi (Bae Suzy) dengan bantuan Han Ji Pyeong (Kim Seon Ho), mentor yang memiliki perasaan cinta terhadap Seo Dal Mi.

Dua perlakuan berbeda Nam Do San dan Han Ji Pyeong terhadap Seo Dal Mi bikin penonton  'perang'. Tagar #TeamNamDoSan dan #TeamHanJiPyeong terus berkumandang di media sosial setiap episode baru Start-Up ditayangkan. Belum lagi, kedua belah pihak melemparkan argumen mengenai kelebihan masing-masing karakter, misalnya Nam Do San lebih jujur saat menyatakan cinta sedangkan Han Ji Pyeong selalu peduli dengan Seo Dal Mi dalam situasi apapun.

Perdebatan ini terasa hingga dunia nyata. Tempat hiburan sekaligus restoran live music Holywings mengisi papan pengumuman mereka dengan kata Nam Do San dan Han Ji Pyeong. Gerai makanan lainnya juga berusaha menarik perhatian masyarakat dengan memberi promosi yang berkaitan dengan dua pemeran utama pria di Start-Up ini.

Efek tagar #TeamHanJiPyeong dirasakan aktor Kim Seon Ho. Pengikut Instagram yang meningkat drastis serta kolom komentar yang terus dipenuhi dengan ucapan semangat membuat anggota 2 Days 1 Night itu terharu. "Pada episode terakhir Start-Up, penggemar mengirimkan banyak komentar di Instagram dengan tulisan, “Seon Ho, kamu melakukan yang terbaik”. Saya membaca seluruh komentar setelah penayangan episode terakhir dan saya tersentuh sampai menangis," kata Kim Seon Ho dalam sebuah wawancara.

Ternyata perdebatan dalam The World of the Married dan Start-Up berimbas kepada Reply 1988 yang tayang pada tahun 2015. Sepanjang tahun 2020, kata Reply 1988 menempati trending beberapa kali. Lho, kok bisa?

Reply 1988 memiliki cerita mengenai keluarga, persahabatan, dan percintaan yang sangat dekat dengan penonton. Drama Korea ini tidak menampilkan persaingan tentang siapa yang paling cantik atau siapa yang paling buruk. Tradisi dan cerita kekeluargaan yang dihadirkan Reply 1988 inilah yang membuat penonton rindu dengan kebersamaan setiap pemain.

Para pemain Reply 1988 pun merasakan hal yang sama. Pada pertengahan Juni, mereka berkumpul dan mengabadikannya dalam sebuah foto yang diunggah di Instagram. Kebersamaan itu menjadi puncak kerinduan penggemar terhadap Reply 1988.

Produksi Drama Korea yang Habiskan Biaya Besar

Produksi drama Korea mendapat kucuran dana yang tidak sedikit. Karena itu mereka bisa melakukan produksi syuting di luar negeri atau menggunakan efek CGI berkualitas layaknya menonton animasi. Tetapi semua terasa percuma jika rumah produksi tidak mampu menghadirkan sesuatu yang dapat memuaskan penonton.

Arthdal Chronicles yang digarap tvN bersama rumah produksi Studio Dragon menghabiskan 54 miliar won untuk produksi yang dilakukan di Brunei dan kota Osan, provinsi Gyeonggi. Dibintangi Song JoongKi dan Jang Dong Gun, Arthdal Chronicles dibagi menjadi tiga bagian dan biaya tersebut dibuat untuk bagian pertama saja.

Kemudian ada dua musim Kingdom yang ditaksir menghabiskan 35 miliar won untuk produksi dua musim. Berlatar belakang kerajaan era Joseon dengan zombie, desain produksi dilakukan agar seluruh set zombie serta kerajaan terlihat megah. Kingdom menjadi salah satu favorit pelanggan Netflix di mana hal ini akan berlanjut dengan sebuah spin off yang dirilis tahun depan.

Yang terbaru ada Sweet Home, serial yang diadaptasi dari webtoon berjudul sama karya Lee Eung Bok, sosok yang mengeksekusi Descendants of the Sun, Goblin, dan Mr. Sunshine. Mengutip Korea Herald, budget produksi Sweet Home menghabiskan 30 miliar won untuk membuat monster dalam bentuk CGI agar kualitasnya setara dengan apa yang ada di webtoon.

Netflix, layanan streaming yang hadir di Negeri Ginseng sejak lima tahun lalu memberikan investasi besar bagi tim produksi. Sejak pelanggan mengalami peningkatan, mereka mulai memberikan dana untuk sejumlah produksi drama dan serial orisinal seperti Kingdom, Hospital Playlist, dan Arthdal Chronicles.

Melansir FilmDaily, Netflix sudah berinvestasi sebanyak 724 juta dolar AS selama lima tahun untuk produksi drama Korea. Mereka sadar akan animo masyarakat di seluruh dunia yang menggemari serial dan drama Korea. Dana tersebut digunakan untuk membuat efek CGI, desain produksi yang totalitas, serta honor yang diberikan kepada aktor dan aktris.

Kim Soo Hyun menjadi aktor dengan penghasilan terbesar di Korea Selatan. Setelah menyelesaikan wajib militer, honornya meningkat dua kali lipat dari 83 ribu dolar AS menjadi 165 ribu dolar AS. Penampilannya dalam drama Korea It's Okay to Not Be Okay menjadi penampilan terbaru sekaligus termahal.

Infografis fenomena drama Korea yang bikin penggemar kecanduan (Raga Granada/VOI)

Meski ratingnya tidak cukup memuaskan, penggemar tetap merasa terhibur dengan kembalinya Kim Soo Hyun dalam seni peran. Ada juga Jo Jung Suk yang rela memangkas honornya agar produksi drama Korea Hospital Playlist dapat berjalan lancar. Netflix dan tvN berkomitmen untuk membagi Hospital Playlist menjadi tiga musim sehingga penonton dapat menikmati cerita persahabatan para dokter di rumah sakit dalam waktu yang lama.

Menyambut tahun 2021, Netflix sudah mempersiapkan sejumlah drama Korea atau film baru dari Korea Selatan, antara lain Queen of the Scene, Paik’s Spirit, adaptasi serial Money Heist/La Casa de Papel, film Space Sweepers, film What Happened with Mr.Cha, Juvenile Justice, spin off Kingdom: Ashin of the North, Undercover, film The Silent Sea, adaptasi webtoon Hellbound, All of Us are Dead, adaptasi webtoon D.P, Move to Heaven, dan Round Six.

Melakukan investasi ke produksi drama Korea menuai hasil yang memuaskan. Bertambahnya pelanggan baru Netflix serta konten eksklusif yang tayang di layanan streaming tersebut membuat penonton tidak akan kehabisan bahan tontonan.

Merchandise Berbaru Drama Korea Diburu Penonton

Rumah produksi tahu bagaimana antusiasme penggemar drama Korea memiliki pola yang sama dengan penggemar K-pop. Ketika mereka tertarik dengan satu hal, mereka akan membeli pernak-pernik berbau drama Korea.

Bulan lalu, drama Korea Start-Up menyihir penonton. Mereka memproduksi merchandise berupa baju bertulis Mentor dan CEO seperti yang dikenakan para pemain Start-Up. Ada juga gelas dan peralatan alat tulis bertema Start-Up yang menarik perhatian penonton. Ketika mencari di e-commerce, baju ala Start-Up ini berhasil terjual lebih dari 500 buah untuk satu toko.

Begitu juga dengan cerita It’s Okay to Not Be Okay yang menggabungkan sisi dongeng dengan psikologi. Ko Moon Young (Seo Ye Ji) diceritakan sebagai seorang penulis buku dongeng anak-anak yang mengalami gangguan antisosial. Buku dongeng yang ditulis Ko Moon Young dijual secara resmi oleh penerbit Wisdom House. Menggunakan tulisan Hangul, hal itu tidak menghentikan penonton untuk membeli buku dongeng tersebut.

Chemistry Kim Go Eun dan Lee Min Ho dalam The King: Eternal Monarch menorehkan impresif mendalam bagi penggemarnya. Untuk memenuhi kerinduan tersebut, pihak SBS merilis photobook The King yang diisi foto-foto  di balik layar proses syuting drama. Hasilnya, laris!

Tidak cuma merchandise, drama Korea selalu didukung soundtrack yang mampu menghidupkan adegan demi adegan. Biasanya mereka memilih musisi atau grup K-pop untuk berpartisipasi. Soundtrack menjadi salah satu aspek penting yang menjadi daya tarik drama Korea.

Tahun ini, ada banyak soundtrack drama Korea yang menempati posisi teratas dan bersaing dengan musisi atau grup K-pop yang melakukan comeback. Hospital Playlist menjadi salah satu drama Korea dengan soundtrack yang paling banyak duduk di tangga musik Korea Selatan. Salah satu lagunya, Aloha yang dinyanyikan Jo Jung Suk, meraih sertifikat platinum dari Gaon karena meraih 100 juta streaming.

Lagu-lagu Hospital Playlist lainnya mendominasi tangga musik dan bergantian menempati posisi pertama. Alhasil, album fisiknya pun laku besar di pasaran.

Soundtrack drama Korea juga menjadi jembatan penonton untuk berkenalan dengan penyanyi atau musisi Korea Selatan. Solois Gaho meraih popularitasnya setelah menyanyikan lagu berjudul Start Over untuk Itaewon Class. Lagu rock yang dirilis sebagai soundtrack pertama Itaewon Class ini membuat namanya melambung setelah melakukan debut di tahun 2018.

Liriknya sesuai dengan cerita Itaewon Class di mana seseorang bisa memulai mimpinya lagi karena keyakinan akan hidup yang lebih baik.

Lagu Start Over ada di peringkat pertama sepanjang penayangan Itaewon Class dan hal itu membuat Gaho mendapat kesempatan untuk menyanyikan soundtrack drama Korea populer lainnya seperti Stranger 2 dan Start-Up

Meningkat Empat Kali Lipat

Stigma drama Korea yang hanya berisi cerita romansa pun mulai pudar seiring munculnya varian cerita yang dihidangkan rumah produksi. Mulai dari perselingkuhan, kehidupan bertetangga, menjadi seorang atlet, bahkan melakukan perjalanan ke masa lalu - semua dapat ditemukan melalui drama Korea.

Drama Korea berhasil menghibur seluruh lapisan masyarakat sekali pun cerita yang ditampilkan bukan berdasarkan kejadian sehari-hari. Melalui pernyataan resminya, layanan streaming Netflix mengungkap jumlah penonton drama Korea meningkat empat kali lipat dari tahun sebelumnya.

Meski enggan menyebut angka, pernyataan ini menjadi bukti bahwa masyarakat menjadikan drama Korea sebagai pilihan hiburan di tengah pandemi yang dimulai sejak bulan Maret.

Interaksi mengenai drama Korea pun menjadi salah satu yang paling banyak terjadi di media sosial. Twitter Indonesia menyebut drama It's Okay to Not Be Okay, Hospital Playlist, The World of the Married, dan Crash Landing on You menjadi empat program hiburan yang dibicarakan sepanjang tahun 2020. Mulai dari adegan yang terjadi dalam episode baru serta kejadian maupun kontroversi menjadi sumber pembicaraan di media sosial.

Ada juga dua akun hiburan yang sering membagikan informasi drama Korea dan aktor aktris Hallyu yang menempati urutan teratas akun hiburan yang paling dibicarakan, yaitu @K_DramaIndo dan @infodrakor_id.

Start-Up menjadi drama Korea yang paling banyak ditonton di Indonesia. Ditayangkan pada akhir tahun 2020, nyatanya Start-Up sukses menarik penonton baru yang dijuluki penonton drakor angkatan pandemi. Apakah Anda salah satunya?

Drama Korea menjadi salah satu warisan budaya Korea Selatan yang tidak diragukan kepopulerannya. Cerita yang dituturkan dengan baik, aktor dan aktris yang bertalenta, serta isu sosial yang dapat ditemui dalam kehidupan menjadikan drama Korea sangat dekat dengan penonton di masa kini. Tayangan hiburan ini yang menjadi salah satu sumber pendapatan ekonomi negara.

Akses drama Korea juga semakin dipermudah dengan penayangan melalui saluran televisi lokal yang menyediakan terjemahan dan dubbing dalam bahasa Indonesia. Selain itu penggunaan aplikasi layanan streaming juga banyak digunakan masyarakat di tengah situasi pandemi.

Drama Korea mampu memberi efek luar biasa dalam kebiasaan menonton masyarakat. Tidak ada yang salah dengan hal tersebut karena artinya penonton dapat mengeksplorasi hal baru dan terbuka dengan budaya lain. Sejatinya, drama Korea adalah salah satu keberhasilan Korea Selatan dalam menguasai dunia.