Selamat Datang bagi Anda Para Penonton Baru Drakor Angkatan Pandemi
Ilustrasi (Ilham Amin/VOI)

Bagikan:

Episode terakhir The World of the Married mencetak rekor baru. Akhir yang tak begitu istimewa namun cukup realistis untuk bisa diterima. Masih lanjutan Tulisan Seri khas VOI, "Invasi Drama Korea". Setelah mengintip "Di Balik Layar The World of the Married: Kontroversi dan Tekanan Masyarakat Konservatif Korsel", kini kita lihat ke depan layar. Bagaimana drakor garapan JTBC ini melesat begitu sukses dan menyedot banyak penonton baru. Apa hubungannya dengan pandemi?

Episode terakhir The World of the Married mencetak rekor rating luar biasa dengan 28,4 persen. Dilansir naver.com, Minggu, 17 Mei, ini adalah rekor yang melampaui rating episode 15, yaitu 24,4 persen. Kabar selengkapnya tentang rekor di episode terakhir The World of the Married dapat dilihat di artikel berikut: Episode Terakhir The World of the Married Cetak Rating Tertinggi Drama Korea.

Catatan luar biasa memang bagi The World of the Married. Ia kini adalah drakor paling banyak ditonton dalam sejarah jaringan televisi Korea Selatan. The World of the Married memang menarik. Tapi barangkali banyak yang sepakat, drama hasil adaptasi serial Inggris, Doctor Foster itu bukan drakor terbaik. Beberapa menilai segala capaian The World of the Married ini adalah berkah pandemi semata.

Survei global yang digelar Statista mencatat pandemi virus corona membuat konsumsi media dari para pengguna internet di seluruh dunia melonjak. Survei yang digelar pada Maret 2020 itu mencatat kegiatan menonton film streaming, seperti Netflix meningkat 27 persen secara global. Streaming video dan film paling besar kedua setelah aktivitas menonton berita selama pandemi: 36 persen. 

Statista mengambil sampel dari beberapa negara di tiap wilayah regional. Dari data itu, negara dengan lonjakan penonton film streaming tertinggi adalah Filipina, sebesar 36 persen. Posisi dua ada China (31%), dan Italia (27%). Artinya, persentase peningkatan jumlah penonton video atau film streaming tertinggi ada di wilayah Asia Tenggara, wilayah di mana Indonesia berada.

Berbanding lurus dengan survei Statista, situs streaming film seperti Netflix mendulang berkah selama pandemi. Lewat surat yang ditujukan kepada pemegang saham, Netflix melaporkan telah menggaet 15,77 juta pelanggan baru di kuartal pertama 2020.

Saat ini, situs streaming asal Amerika Serikat itu total telah memiliki 182,9 juta pelanggan secara global. Capaian itu naik 22,8 persen dari awal tahun. "Pertumbuhan pelanggan kami secara temporer telah terdongkrak karena kebijakan isolasi," tulis Netflix.

Seperti diketahui, Netflix sudah melakukan ekspansi internasional sejak 2007. Salah satu kiat sukses platform tersebut menembus pasar internasional adalah dengan melakukan diversifikasi konten di setiap wilayah regional dunia.

Hyejung Ju dalam tulisan yang dimuat Journal of International and Intercultural Communication (2020) menjelaskan, sejak memulai ekspansinya, Netflix menyajikan beragam konten dari Asia, seperti China, Jepang dan India. Selain itu ada juga konten dari Amerika Latin, dan Eropa --mulai dari Spanyol, Jerman, Perancis dan Italia.

Namun, pada 2017, katalog TV internasional mereka mulai fokus kepada British, Spanyol, dan Korea. Efisiensi itu mungkin dilakukan sebagai langkah mengoptimalkan kurasi konten-konten paling potensial.

Mulanya, streaming drama Korea di Amerika Serikat diakses lewat situs video-on-demand seperti mysoju.tv, DramaCrazy.net, dan allkpop.com. Segera, pemain-pemain besar penyedia layanan TV streaming, seperti Amazon Prime, Hulu, termasuk Netflix mulai mengandalkan distributor dan agregator lisensi dari acara TV Asia termasuk Korea untuk meningkatkan konten internasional mereka.

Berkah pandemi The World of the Married

Saat ini, drakor memang tengah meramaikan ruang Netflix. Pada akhir April lalu, Crash Landing On You dan Itaewon Class (2020) nangkring di peringkat sepuluh besar film paling banyak ditonton di Netflix Singapura, seperti dikutip Straits Times.

Sementara itu, kompetitor Netflix di Asia, Viu juga melaporkan pertumbuhan penonton secara signifikan selama wabah corona baru. Terjadi peningkatan jumlah pengguna aktif 35-40 persen. Selain itu, rata-rata waktu menonton juga mengalami peningkatan hingga 50 persen per orang, seperti dijelaskan Country Manager Viu, Varun Mehta kepada Medcom.

Ilustrasi (Ilham Amin/VOI)

Pada situs Viu, rupanya drakor The World of the Married turut mendominasi. Drakor berjudul orisinil A World of Married Couple itu menyedot 55 persen penonton Viu. Mereka setia mengikuti perjalanan kisah Ji Sun Woo dengan Lee Tae Oh sejak peluncuran perdananya pada 27 Maret lalu. 

Selain itu, serial drama Korea yang termasuk paling banyak ditonton lainnya adalah When The Weather Is Fine (2020) dan Meow dan The Secret Boy (2020). Meski begitu, judul ketiga ini disebut K-Drama dengan rating terburuk. Selain Netflix dan Viu, masih ada beberapa situs streaming drakor yang tak kalah populer. Di antaranya, Kocowa, OnDemandKorea dan Viki.

Selamat datang, para penonton baru

Aktivitas streaming video di Indonesia juga tak kalah meningkat sejak sebagian besar orang beraktivitas di rumah kala pandemi. Dikutip Antara, salah satu operator telekomunikasi selular di Indonesia, 3, mencatat, semenjak keluarnya imbauan pembatasan fisik, lalu lintas data untuk kegiatan streaming naik 193 persen.

Peningkatan itu terjadi di tujuh layanan streaming film, di antaranya Netflix, Viu, Amazon Prime Video, hingga layanan streaming khusus drakor: DrakorID. Segala penyebaran konten drakor ini turut memengaruhi pertumbuhan penonton-penonton baru drakor di Indonesia. Kami mewawancarai beberapa di antaranya.

Pertama adalah Ranie, pekerja swasta di Jakarta berusia 25 tahun. Ranie bukan penonton baru. Drakor favoritnya saja Descendants of The Sun, judul rilisan 2016. "Lucu aja, sih. Sedihnya dapet gitu dibanding sinetron Indosiar," katanya kepada VOI. Sejak pandemi, ia mengaku hampir setiap hari menonton drakor. Intensitasnya meningkat tajam.

Selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), misalnya, Ranie mengaku sudah menamatkan empat judul seri drakor. Seperti kita tahu, dalam satu judul seri saja terdapat belasan episode yang rata-rata berdurasi lebih dari satu jam. Bisa dibayangkan sudah berapa jam waktu telah ia habiskan untuk maraton film selama pandemi ini?

Penonton baru yang berhasil kami tanyai adalah Ranto (30). Desainer grafis di sebuah perusahaan iklan ini mengaku pandemi membuatnya terbiasa berbagi tontonan dengan sang istri. Dan The World of the Married jadi judul yang mengantarnya ke lebih banyak judul drakor lain. "Tapi ternyata enggak buruk-buruk amat. Ngalir aja gitu untuk gue akhirnya ngikutin," kata Ratno lewat pesan singkat.

Meski begitu, Ranto tak betul-betul menikmati drama seri Korea Selatan. Namun, dari The World of the Married --drama seri yang ia tonton, Ranto justru menemukan judul-judul film Korea Selatan yang berkualitas baginya.

Penggemar karya-karya Richard Linklater (Before Sunrise, Before Sunset, Before Midnight, Boyhood, serta Dazed and Confused) ini bahkan sudah mempunyai judul film favorit: Miracle in Cell No. 7. "Kalau series-nya enggak ada sih gue sampe saat ini. Dan emang baru nonton dikit-dikit. Justru filmnya yang gue banyak cari," kata Ratno.

Di mata Ranto, karya-karya drama Korea Selatan yang sejauh ini ia ikuti memiliki kekuatan pada kedekatan emosional. Tema-tema yang diambil pun nyatanya tak selalu umum. Seperti Miracle in Cell No. 7, misalnya. Bercerita tentang seorang ayah yang memiliki gangguan mental dan harus masuk penjara karena berupaya mewujudkan mimpi sang anak untuk memiliki sebuah tas.

"Premisnya gitu. Tapi alurnya dibuat menarik. Ini salah satu yang paling bagus yang pernah gue tonton, sih," kata Ranto.

Ikuti Tulisan Seri edisi ini: Industri Film Korea Utara yang Dibangun dari Propaganda dan Penculikan Sutradara Korea Selatan Shin Sang-ok