Bagikan:

JAKARTA - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso memperkirakan kredit perbankan akan berada di jalur pertumbuhan positif pada sepanjang 2021.

“Kami perkirakan pertumbuhan kredit tahun ini akan berada pada ring 4 persen sampai 5 persen,” ujarnya saat menggelar konferensi pers virtual Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Rabu, 27 Oktober.

Menurut Wimboh, proyeksi tersebut masih bisa diraih dalam sisa dua bulan terakhir sebelum penutupan tahun buku 2021.

“Ini masih ada beberapa bulan untuk Oktober, November, dan Desember sehingga diharapkan bisa mencapai target tersebut,” tuturnya.

Secara terperinci, bos OJK menjelaskan hingga kuartal III 2021 kredit perbankan tumbuh 2,21 persen year-on-year (y-o-y) atau 3,12 persen year-to-date (y-t-d).

Capaian itu ditopang oleh kredit modal kerja yang tumbuh sebesar 2,85 persen y-o-y, kredit investasi 0,37 persen y-o-y dan kredit konsumsi 2,95 persen y-o-y.

“Hasil yang terjadi pada triwulan ketiga ini meningkat dibandingkan akhir triwulan II 2021, seiring dengan penurunan kasus harian COVID-19 dan peningkatan aktivitas ekonomi,” tegasnya.

Adapun, peningkatan lain juga terjadi pada kredit rumah tangga yang naik 2,77 persen y-t-d, kredit sektor perdagangan tercatat tumbuh 2,43 persen, dan kredit sektor manufaktur tumbuh 2,05 persen.

Dari sisi likuiditas, dana pihak ketiga (DPK) per September 2021 terpantau tumbuh 7,69 persen y-o-y atau 7,45 persen y-t-d.

Sementara untuk rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) secara gross berada pada level 3,22 persen (net NPL: 1,04 persen) dari sebelumnya sebesar 3,24 persen (net NPL: 1,06 persen) pada Juni 2021.

“Perbankan berkontribusi dalam mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional,” tutup Ketua OJK Wimboh Santoso.