Bagikan:

JAKARTA – PT Bank Mandiri Tbk melaporkan bahwa Performa volume ekspor batu bara Indonesia tumbuh 28,8 persen year-on-year (y-o-y) pada Agustus 2021. Capain itu melesat jika dibandingkan dengn bukuan Juli 2021 yang naik 6,7 persen.

“Disisi harga, batu bara telah menembus harga tertinggi sepanjang masa,” demikian laporan bank berkode saham BMRI itu dalam Daily Economic And Market Review, Selasa, 26 Oktober.

Disebutkan bahwa berdasar data Bloomberg, harga batu bara telah mencapai 269,5 dolar AS perton pada 5 Oktober 2021 yang lalu. Harga tersebut merupakan harga tertinggi sepanjang sejarah.

Hingga saat ini, rata-rata harga year-to-date adalah sebesar 127,4 dolar AS perton atau 80,6 persen lebih tinggi dari harga rata-rata pada periode 2020 yang sebesar 60,3 dolar AS perton.

Meski mengalami pertumbuhan, Bank Mandiri melihat jika kondisi tersebut belum bisa mencapai target yang diharapkan. Hal itu tercermin pada Domestic Market Obligation (DMO) yang masih belum terpenuhi. Dikatakan oleh BMRI, per 26 Oktober 2021 realisasi DMO adalah sebesar 63,47 juta ton.

“Realisasi tersebut baru mencapai 46.16 persen dari rencana DMO yang sebesar 137.5 juta ton,” sebut bank milik pemerintah itu.

Meski barang tambang ini sedang dalam fase boom komoditas, namun perkembangan harga diyakini bakal kembali ke level fundamental setelah melesat cukup tinggi di penghujung 2021.

“Kami memperkirakan potensi terkoreksinya harga menjadi salah satu faktor resiko terdekat yang akan dihadapi oleh industri batu bara domestik. Kami menilai, krisis energi saat ini menjadi pendorong terakhir yang menempatkan harga jauh diatas fundamentalnya, yakni sekitar 70 sampai 80 dolar AS perton,” tutup Bank Mandiri.