Bagikan:

JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa terjadi penurunan ekspor batu bara Indonesia pada Agustus 2022. Disebutkan jika pengiriman ‘emas hitam’ ke luar negeri bulan lalu hanya mencapai volume 32,8 juta ton.

Torehan tersebut lebih rendah sekitar 700.000 ribu ton jika dibandingkan dengan periode Juli 2022 yang kala itu berhasil mengekspor 33,5 juta ton.

Padahal, telah terjadi tren penurunan harga batu bara dari sebelumnya 306,4 dolar AS per metrik ton di Juli menjadi 290 dolar AS per metrik ton di Agustus.

“Nilai ekspor batu bara yang menurun karena disebabkan pula oleh penurunan volume,” ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto ketika berbicara kepada wartawan pada Kamis, 15 September.

Meski demikian, rentang harga batu bara yang berlaku sekarang masih tetap berada di level tinggi, yakni sekitar 300 dolar AS per metrik ton. Malahan, komoditas ini sempat menyentuh level tertinggi 400 dolar AS per metrik ton beberapa waktu lalu.

Adapun, harga di awal pandemi 2020 sempat anjlok di kisaran 50 dolar AS per metrik ton. Untuk diketahui, lonjakan harga batu bara disebabkan oleh mulai pulihnya dunia usaha yang menyebabkan permintaan energi meningkat.

Selain itu, faktor geopolitik juga memainkan peran penting karena terjadi pergeseran kebutuhan sumber energi di Eropa akibat kesulitan mendapat akses gas murah.