Blak-blakan Menteri Investasi Bahlil yang Mau Kejar Investasi Rp2.900 Triliun, Jumlah yang Belum Terealisasi pada 2017-2020
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia (Foto: Instagram @bahlillahadalia)

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengklaim ada investasi sebesar Rp2.900 triliun belum direalisasikan sejak periode tahun 2017 hingga 2020. Para investor belum memenuhi komitmennya. Padahal, pemerintah telah memberikan insentif berupa libur pajak atau tax holiday.

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa potensi investasi itu terus dikejar pemerintah. Kata dia, tujuannya adalah agar bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Di hadapan anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Bahlil mengatakan akan menggunakan tambahan anggaran senilai Rp600 miliar untuk mengejar investasi tersebut.

"Kemudian ternyata di negara kita itu ada Rp2.900 triliun potensi investasi yang sudah difasilitasi negara sejak tahun 2017 hingga 2020 yang insentifnya sudah diberikan berupa tax holiday maupun tax allowance namun itu belum tereksekusi," ujarnya dalam Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR RI di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 22 September.

Tak hanya itu, kata Bahlil, di tengah merebaknya pandemi COVID-19 ada peluang investasi baru. Adapun investasi yang dimaksud yakni melalui perusahaan-perusahaan yang bakal merelokasikan pabriknya ke negara lain termasuk Indonesia. Maka, anggaran tambahan juga akan digunakan menangkap peluang tersebut.

Kata Bahlil, hingga saat ini, Kementerian Investasi terus membedah permasalahan secara komprehensif. Sehingga solusi yang dikeluarkan bisa menjembatani kepentingan pengusaha dan negara dalam menjalankan bisnis. Dengan begitu, diharapkan akan saling memberikan keuntungan dan membuka lapangan pekerjaan yang luas bagi masyarakat.

"Namun perusahaannya belum bisa menjalankan, nah ini sedang dibedah dibantu Satuan Tugas (Satgas) Investasi. Kalau hanya itu sekedar bisnis casual kami akan melakukan langkah-langkah komprehensif dan ukur anggaran negara tidak disandera oleh saudara saya atau teman-teman kita yang menjadi pengusaha dan telah mendapatkan insentif atau izin lain dalam rangka menjalankan usahanya," jelasnya.

Bahlil mengatakan sebagai mantan pengusaha yang menjadi birokrat, dirinya sangat optimistis proyek itu bisa segera direalisasikan dengan baik. Sebab, proses evaluasi terus dilakukan pemerintah terhadap semua masalah-masalah yang menghambat.

"Saya meyakini bahwa pengusaha-pengusaha ini di dalamnya ada teman saya juga akan melakukan evaluasi itu supaya proyek bisa berjalan," katanya.