Survei LaporCovid-19: Miris, Sales Permata Bank, Danamon, Maybank, dkk Tetap <i>Ngantor</i> dan Disuruh Naikkan Target saat PPKM Darurat
Ilustrasi. (Foto: Dok. Permata Bank)

Bagikan:

JAKARTA - LaporCovid-19 melaporkan temuan pelanggaran protokol kesehatan di perkantoran, khususnya di sektor perbankan. Nasib pegawai bank selama PPKM Darurat kurang mengenakkan. Sebab di tengah tingginya kasus COVID-19, para pegawai bank khususnya sales masih diwajibkan bekerja dari kantor atau work from office (WFO) setiap hari.

Relawan LaporCovid-19 Yemiko Happy mengatakan perbankan sendiri memang merupakan sektor esensial. Namun yang menjadi masalah adalah para staf tetap diminta untuk melakukan kunjungan ke rumah-rumah nasabah.

Tak hanya itu, kata Yemiko, di tengah penerapan PPKM Darurat, pihak perbankan justru menaikkan target bagi para staf sales yang turun ke lapangan.

"Sales staf masih diwajibkan WFO, bahkan masih melakukan kunjungan ke rumah nasabah. Belum lagi mayoritas yang disurvei mengakui ada kenaikan pada target sales-nya," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Kamis, 22 Juli.

Kata Yemiko, temuan ini didapatkan berdasarkan survei yang dilakukan LaporCovid-19 pada 734 pekerja perbankan di 15 kota yang ada di Indonesia. Peserta survei paling banyak berasal dari Jakarta, Bandung, dan Surabaya. 

Karyawan sales bank yang mengikuti survei ini ada sekitar 58 persen, sisanya merupakan staf non sales. Mereka berasal dari 20 bank yang beroperasi di Indonesia, mulai dari, Permata Bank, Maybank Indonesia, Bank Mandiri, OCBC NISP, Bank Danamon, dan lain-lain.

Dari seluruh karyawan sales bank yang ikut survei 79 persen mengaku masih wajib masuk kantor secara penuh, kemudian 80 persen mengaku diminta untuk melakukan kunjungan ke rumah nasabah. Lalu, 65 persen mengatakan mengalami kenaikan target.

Sementara untuk karyawan non sales, 67 persen di antaranya diwajibkan masih masuk kantor. Namun yang jadi masalah, timbul laporan pelanggaran protokol kesehatan di kantor bank.

"Baik sales dan non sales bekerja di tengah sirkulasi udara yang kurang baik. Bahkan wajib bekerja meskipun ada yang positif. Para staf mengaku bahwa atasannya tidak transparan tentang informasi COVID-19 di bank," ujarnya.