Harga Minyak Mulai Pulih, Mantan Menteri ESDM Arcandra Tahar Jelaskan Penyebabnya
Arcandra Tahar (Foto: Instagram @arcandra.tahar)

Bagikan:

JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) periode 2016 Arcandra Tahar menjelaskan fenomena pemulihan harga minyak dunia meski masih dalam kondisi pandemi COVID-19. Menurut dia, ada tiga alasan utama mengapa terjadi apresiasi terhadap komoditas fosil tersebut.

“Pertama, banyak negara yang sudah memvaksin warganya sehingga relaksasi terhadap kegiatan sosial dan ekonomi memberikan harapan akan menggeliatnya kembali roda ekonomi,” tutur dia melalui akun Instagram @arcandra.tahar pada Sabtu, 27 Juni.

Arcandra menambahkan, pulihnya ekonomi ini secara otomatis akan membuat kebutuhan energi akan naik.

“Walaupun energi terbarukan banyak digencarkan penggunaannya, namun kebutuhan terhadap energi fosil belum bisa tergantikan dalam dua dekade kedepan, termasuk kebutuhan akan minyak dan gas,” tuturnya.

Kedua, kekhawatiran akan terjadinya kerusakan permanen terhadap kebutuhan minyak dunia, termasuk harga yang tidak mungkin pulih kembali akibat COVID-19 terbukti tidak terjadi, paling tidak sampai saat ini kata dia.

“Justru kebutuhan akan minyak mentah diperkirakan akan kembali pulih seperti sebelum pandemi pada tahun 2022 yaitu sekitar 100 juta BOPD (Barrel of Oil Per Day). Optimisme ini ikut mendorong naiknya harga minyak mentah pada level bulan Juni ini,” ucapnya.

Ketiga, OPEC (organisasi negara penghasil minyak dunia) dalam menjaga tingkat produksi. Disebut Arcandra, OPEC belum terpancing untuk menaikan produksi walaupun kebutuhan naik.

Minyak yang disimpan di tangki-tangki penyimpanan baik di negara produsen maupun di negara konsumen digunakan untuk memenuhi kenaikan kebutuhan minyak mentah ini. Akibatnya, inventory level mengalami penurunan yang signifikan sejak bulan Mei 2021.

“Sehingga, dengan tidak bertambahnya suplai sementara kebutuhan naik, maka harga minyak mentah akan naik, apalagi kalau inventory dari cadangan minyak negara-negara maju sudah menipis,” tegasnya.

Untuk diketahui, pada periode Juni 2021 harga minyak dunia sudah bertengger di angka 75 dolar AS perbarel.  Menurut pengamat energi, catatan bandrol tersebut cukup nyaman bagi pelaku usaha di sektor hulu maupun hilir migas.

Sebelumnya pada awal pandemi tahun lalu, minyak mentah brent sempat mengalami tekanan hebat dan diperdagangkan di level 24 dolar AS perbarel.