JAKARTA - Kementerian Pertanian menilai kenaikan harga pangan menjelang bulan Ramadan merupakan hal yang wajar. Sebab, pada momen tersebut permintaan dari masyarakat terhadap pangan tinggi. Meski begitu, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (Kemtan) Agung Hendriadi mengatakan hal tersebut hanya bertahan sebentar.
"Memang ada kenaikan harga. Ini saya tidak memungkiri. Kami selalu melihat bahwa koefisien varian di bawah 15 persen, bagi kami itu adalah wajar," tuturnya dalam diskusi virtual 'Ketersediaan Pangan Jelang Ramadan dan Lebaran', Senin, 12 April.
Lebih lanjut, Agung mengatakan, beberapa komoditas pangan yang naik pada saat ini yaitu daging ayam sekitar Rp35 ribu, dan telur ayam menjadi Rp24 ribu per kilo gram.
"Biasanya tiga hari dua hari menjelang Ramadan itu naik. Tetapi selama bulan Ramadan dia akan kembali turun. Kembali naik lagi menjelang Hari Raya Idulfitri biasanya tiga hari sebelumnya," ucapnya.
Agung mengatakan Kementan telah melakukan pemenuhan pasokan pangan nasional sejak sebulan sebelum Ramadan guna memastikan stok pangan aman hingga Lebaran. Adapun stok pangan yang dipastikan aman yaitu beras, jagung, kedelai, aneka cabai, telur ayam, dan lainnya.
BACA JUGA:
"Sehingga dari kalkulasi sementara ini sampai Mei 2021 hampir semuanya mencukupi. Dan kita ingin mengulang tahun yang lalu cukup bagus kita cukup bisa mempertahankan itu semua," jelasnya.
Sekadar informasi, berdasarkan data yang disampaikan Kementan, perkiraan kebutuhan nasional untuk beras hingga Mei 2021 mencapai 12,33 juta ton, di mana jumlah pasokan mencapai 22,79 juta ton beras. Pasokan komoditas pangan lainnya seperti bawang putih, bawang merah, cabai, gula pasir, maupun minyak goreng dalam kondisi aman.
Namun, untuk stok daging sapi maupun kerbau terjadi defisit sekitar 1.526 ton. Jumlah yang ada saat ini ada adalah 278,6 ribu ton dan kebutuhan mencapai 280,1 ribu ton.