JAKARTA - Perusahaan transportasi dan logistik milik konglomerat TP Rachmat, PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) mencatatkan pertumbuhan kinerja yang signifikan pada kuartal I 2022.
Dalam laporan keuangan perseroan konsolidasian (lanjutan) ASSA per kuartal I 2022, dikutip Jumat 27 Mei, perseroan berhasil meraup laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 123,48 persen menjadi Rp72,99 miliar dari Rp32,66 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Kenaikan laba ASSA sejalan dengan naiknya pendapatan hingga 59,50 persen menjadi Rp1,54 triliun di kuartal pertama tahun ini jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp963,17 miliar.
Peningkatan pendapatan tersebut hampir terjadi di semua kegiatan usaha emiten, mulai dari jasa pengiriman, sewa kendaraan mobil penumpang dan autopool, penjualan kendaraan bekas, maupun jasa logistik.
Adapun pendapatan dengan kenaikan paling signifikan sekaligus memberikan kontribusi terbanyak bagi perseroan di kuartal ini berasal dari jasa pengiriman dari Rp391,54 miliar di kuartal I 2021 menjadi Rp899,05 miliar.
BACA JUGA:
Di sisi lain, penurunan pendapatan justru terjadi pada penyewaan juru mudi dari Rp80,14 miliar menjadi Rp71,61 miliar, dan jasa lelang dari Rp44,39 miliar menjadi Rp32,32 miliar. Selain pendapatan perseroan yang meningkat, ASSA juga mampu menekan beban penjualan dari Rp6,03 miliar pada kuartal I 2021 menjadi Rp3,97 miliar pada kuartal I 2022 sehingga ikut mendorong kenaikan laba perseroan.
Kemudian beban keuangan juga tercatat menurun menjadi Rp53,79 miliar di kuartal I 2022, sedangkan pada periode yang sama di tahun sebelumnya tercatat sebanyak Rp59,46 miliar. Emiten transportasi yang telah tercatat di papan bursa semenjak 2012 lalu tersebut juga mencatatkan kenaikan total aset perseroan di kuartal ini menjadi Rp7,23 triliun jika dibandingkan dengan pencatatan akhir tahun 2021 sebesar Rp6,03 triliun.
Total ekuitas maupun liabilitas juga tercatat naik dengan masing-masing menjadi Rp2,49 triliun dan Rp4,74 triliun.