Bagikan:

JAKARTA - Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyampaikan Bank Indonesia memiliki ruang untuk penurunan BI Rate yang terbatas pada Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) Desember 2024 pada, Rabu, 18 Desember.

Menurut Josua, Bank Indonesia berpotensi untuk memangkas suku bunga atau BI Rate jika sinyal pemangkasan suku bunga Fed Fund Rate (FFR) pada Federal Open Market Committee (FOMC) Desember 24 semakin kuat.

"Kami melihat BI Rate dapat turun jika sinyal FFR dipangkas pada FOMC Desember 2024 semakin kuat, dan rupiah tidak tembus Rp16,000 per dolar Amerika Serikat (AS) yang di mana pada saat submit angka forecast, kami melihat ruangnya cukup terbuka," jelasnya dalam keterangannya, Rabu, 18 Desember.

Josua menyampaikan sejalan dengan perkembangannya menuju RDG Desember 2024, ruang pemotongan menyempit karena pelemahan Rupiah akibat menguatnya Index Dolar AS setelah bank sentral dunia selain the Fed cenderung lebih dovish dalam kebijakan moneternya.

"Kami masih melihat timing untuk BI Rate diturunkan di RDG Desember masih bisa dilakukan, walau menjadi terbatas dari sebelumnya," tuturnya.

Dikatakan Josua, melihat perkembangan inflasi dalam negeri yang rendah, surplus neraca dagang yang meningkat karena anjloknya impor yang menunjukkan ekonomi domestik cenderung melemah.

Selain itu, sudah masuknya kembali dana asing ke pasar surat berharga negara (SBN) pada Desember 2024 meski terbilang masih kecil dan pasar saham yang masih tercatat net outflow sejak Oktober 2024.

Sebab itu, peluang penurunan BI Rate menjadi lebih terbatas.