Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan kilang bahan bakar gas cair (LNG) domestik, PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA), mengumumkan mendapat fasilitas pinjaman sindikasi untuk refinancing pinjaman berjangka panjang melalui anak usaha perseroan, PT Panca Amara Utama (PAU).

Fasilitas pinjaman berjangka yang didapat perusahaan yang sahamnya dimiliki konglomerat TP Rahcmat tersebut senilai 495 juta dolar AS atau setara Rp6,93 triliun dengan asumsi kurs rata-rata Rp14.000 per dolar AS. Fasilitas pinjaman tersebut di-arrange melalui sindikasi yang terdiri atas bank lokal dan internasional.

Presiden Direktur PT Surya Esa Perkasa Tbk, Vinod Laroya mengatakan, fasilitas ini akan memungkinkan PAU memiliki struktur keuangan yang lebih ramping dan solid serta membebaskan utang di level induk perusahaan.

"Fasilitas pinjaman baru ini akan memperkuat posisi keuangan Perusahaan terutama di masa-masa yang penuh ketidakpastiaan inI," ungkap Vinod, dalam keterangan tertulis, yang dikutip, Minggu 18 April.

Sebelumnya, perseoran, baru saja melakukan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan partner bisnisnya untuk investasi Penangkapan, Pemanfaatan dan Penyimpanan Karbon (Carbon Capture, Utilization and Storage/CCUS) untuk produksi blue ammonia di Indonesia.

Penandatanganan kerja sama tersebut ini dilakukan dengan Japan Oil, Gas and Metals National Corporation (JOGMEC), Mitsubishi Corporation (MC) and Institut Teknologi Bandung (ITB).

Nantinya perusahaan berencana untuk menggunakan teknologi CCUS ini untuk merealisasikan blue ammonia (amonia rendah karbon) di Pabrik Amoniak Banggai di Banggai, Sulawesi Tengah.

Adapun terkait kinerja Surya Esa Perkasa di tahun 2020, perusahaan masih membukukan kerugian bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 19,12 juta dolar AS atau setara Rp267,68 miliar dengan asumsi kurs Rp14.000 per dolar AS.

Capaian ini menurun dibanding dengan tahun sebelumnya dengan perolehan laba bersih 2,64 juta dolar AS atau setara Rp36,96 miliar. Penurunan laba bersih ESSA terimbas dari anjloknya penjualan sepanjang tahun 2020 sebesar 20,81 persen menjadi 175,51 juta dolar AS dari sebelumnya 221,91 juta dolar AS.