Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan rental kendaraan yang dikendalikan salah satu orang terkaya Indonesia, konglomerat Theodore Permadi (TP) Rachmat, PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) semakin ambisius mengembangkan bisnisnya di segmen otomotif. Hal ini tergambar dari rencana perseroan mengutus salah satu anak usaha mereka, PT Autopedia Sukses Lestari untuk menggalang dana melalui intial public offering (IPO) di lantai bursa.

Mengutip prospektus perseroan, Kamis 30 Desember, rencananya Autopedia bakal menggunakan kode emiten ASLC. Autopedia telah memulai fase book building pekan ini. Bila tidak ada halangan, penawaran perdana saham publik (IPO) Autopedia bakal dilakukan pertengahan Januari 2022 mendatang.

TP Rachmat merupakan pengendali akhir ASCL dengan kepemilikan langsung 4,97 persen. Sedangkan entitas yang juga mewakili orang terkaya Indonesia ke-16 versi Forbes 2021 ini juga mengendalikan lewat ASSA.

Pada ASSA yang menjalankan bisnis rental mobil dan logistik itu, TP Rachmat menjadi pengendali melalui PT Adi Dinamika Investindo (23,92 persen) dan PT Daya Adicipta Mustika (18,28 persen).

Sementara itu mengacu prospektus, dana yang diincar Autopedia dari IPO kali ini adalah maksimal Rp703,59 miliar. Angka ini didapat dari asumsi jumlah saham baru diterbitkan mencapai lebih dari 2,54 miliar lembar dan harga penawaran pada rentang Rp200 hingga Rp276 per saham.

Manajemen menjelaskan bahwa 64,98 persen atau sebanyak-banyaknya Rp457,19 miliar dari dana hasil IPO bakal digunakan untuk modal kerja. Antara lain adalah usaha jual beli kendaraan bekas baik online maupun offline.

Sementara itu, 35,02 persen atau maksimal Rp246,4 miliar lainnya akan dialokasikan untuk pelunasan pinjaman Autopedia. Pinjaman-pinjaman tersebut mayoritas merupakan utang kepada entitas induk yakni ASSA, dan sebagian pemegang saham termasuk Prodjo Sunarjanto.

IPO ASLC dinilai bakal menyita perhatian tidak saja karena prospek bisnisnya, tapi juga lantaran rekam jejak pemegang saham induk usaha TP Rachmat. Tahun ini, bos Grup Triputra itu telah lebih dulu mengirim dua perusahaan lain yakni PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) dan PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) ke lantai bursa.