JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, pada Kamis, 6 Januari sore, ditutup melemah dipicu sinyal percepatan kenaikan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve.
Rupiah sore ini ditutup melemah 20 poin atau 0,14 persen ke posisi Rp14.391 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.371 per dolar AS.
"Dolar AS menguat setelah perilisan notula rapat FOMC yang cenderung hawkish semalam," kata analis Monex Investindo Futures Faisyal dalam kajiannya di Jakarta, dilansir Antara.
Dolar AS menguat setelah pejabat bank sentral AS menyatakan bahwa mereka mungkin perlu bertindak lebih cepat dalam menaikkan suku bunga untuk mengatasi kenaikan inflasi.
Berdasarkan perilisan notula rapat pertemuan kebijakan pada 14-15 Desember, pejabat The Fed mengatakan bahwa pasar tenaga kerja AS yang "sangat ketat" mungkin akan memicu kenaikan suku bunga yang lebih cepat dari perkiraan serta mengurangi kepemilikan aset bank secara keseluruhan untuk mengatasi inflasi tinggi.
Sentimen lain yang menopang penguatan dolar AS adalah optimisnya data tenaga kerja AS yang dilaporkan oleh ADP National Employment Report semalam yang menunjukkan melonjaknya penerimaan pekerja oleh sektor swasta di AS.
BACA JUGA:
Jumlah tenaga kerja di sektor swasta AS bertambah sebanyak 807.000 pada bulan lalu, tertinggi dalam tujuh bulan, setelah naik 505.000 pada November.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.396 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.380 per dolar AS hingga Rp14.421 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis ditutup melemah ke posisi Rp14.396 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.365 per dolar AS.