Erick Thohir Diduga Bermain Bisnis PCR, Arya Sinulingga: Jauh lah, Sejak Jadi Menteri Beliau Tak Aktif dalam Urusan Bisnis
Menteri BUMN, Erick Thohir. (Foto: Dok. Kementerian BUMN)

Bagikan:

JAKARTA - Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga merespons soal dugaan Erick Thohir ikut bermasin bisnis tes PCR sejak awal pandemi COVID-19. Ia membantah tudingan tersebut. Menurut Arya, sejak ditunjuk menjadi menteri, Erick tak lagi aktif dalam urusan bisnis.

Sekadar informasi, Erick belakangan ketahuan terafiliasi dengan PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI), yang diketahui menyediakan layanan tes COVID-19 mulai dari PCR hingga antigen.

Arya mengatakan bahwa salah satu pemegang saham GSI adalah Yayasan Adaro Bangun Negeri. Jumlah saham yang dimiliki sebesar 6 persen. Namun, menurut Arya, Erick sendiri sudah tak aktif di Yayasan Adaro Bangun Negeri sejak menjadi menteri. Dengan demikian, ia menegaskan Erick tak terlibat dengan bisnis PCR tersebut.

"Jadi sangat jauh lah dari keterlibatan atau dikaitkan dengan Pak Erick Thohir. Apalagi dikatakan main bisnis PCR, jauh sekali. Jadi jangan tendensius seperti itu, kita harus lebih clear melihat semua," tuturnya.

Arya menilai tudingan tersebut tendensius. Pasalnya, GSI, perusahaan yang dikaitkan dengan Erick hanya melakukan tes PCR sebanyak 700 ribu.

Sementara, total tes PCR yang sudah dilakukan di Indonesia mencapai 28,4 juta. Dengan demikian, total tes PCR yang dilakukan oleh GSI hanya sekitar 2,5 persen dari total tes PCR di Indonesia.

"Jadi kalau dikatakan bermain, kan lucu ya, 2,5 persen gitu. Kalau mencapai 30 persen, 50 persen itu oke lah bisa dikatakan bahwa GSI ini ada bermain-main. Tapi hanya 2,5 persen," tuturnya.

Tak hanya itu, Arya juga menekankan bahwa ketentuan mengenai tes PCR tak pernah dikeluarkan oleh Kementerian BUMN. Selain itu, pemerintah juga tak pernah mengeluarkan kewajiban pelaksanaan tes PCR dengan menunjuk laboratorium tertentu.

"Kecuali tentunya yang sesuai standar yang ditentukan Kementerian Kesehatan," ucapnya.

Sebelumnya, eks Direktur YLBHI Agustinus Edy Kristianto menyebut sejumlah menteri pemerintahan Presiden Joko Widodo terlibat bisnis tes PCR. Edy mengatakan, para menteri itu terafiliasi dengan GSI, penyedia jasa tes COVID-19.

Menurut Edy, perusahaan itu didirikan oleh sejumlah perusahaan besar. Ia mengaitkan Erick dengan Yayasan Adaro Bangun Negeri yang berkaitan dengan PT Adaro Energy Tbk (ADRO). Perusahaan itu dipimpin oleh saudara Erick, Boy Thohir.

Selain itu, Edy juga menyebut nama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan. Menurutnya, Luhut terlibat lewat PT Toba Bumi Energi dan PT Toba Sejahtra, anak PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA).

Edy mengaku tak mempermasalahkan orang berbisnis. Namun dia menyoroti, siapa-siapa saja yang bermain di balik bisnis tersebut.

"Saya tidak peduli Indonesia menjadi pemimpin G-20 atau prestasi apapun juga. Bisnis tes PCR ini adalah skandal yang bagai kotoran dilemparkan ke wajah pemerintahan Jokowi. Bau dan memalukan!" kata Edy, dikutip dari era.id.